38.2 HANCUR

340K 25.2K 8.7K
                                    

38.2 HANCUR

“Aku adalah delusi dan kamu nyata.
Aku adalah dinamis dan kamu statis.
Kita dua beda yang tak pernah bisa bersatu. Tapi saling terluka dan menjaga.”

“Gue suka sama lo, Za. Lo suka juga gak sama gue?” Jaka yang sejak tadi berdiri di depan Moza pun mengatakan itu padanya membuat Moza semakin bingung kenapa cowok ini kembali menyatakan perasaan padanya.

“Apa di hati lo udah gak ada gue lagi, Za?” Jaka bertanya. Cowok berseragam sekolah itu sedang berada di pinggir jalan dengan Moza.

“Kalau masih ada apa gue boleh singgah lagi?”

“Lo ngomong apa sih.” Moza menarik tangannya yang tadi Jaka pegang. “Gue udah nggak suka sama lo lagi. Kita itu temen.”

Jaka mendengus. “Temen? Temen bisa kaya gini?” Jaka mengambil kembali tangan Moza dan membawanya ke pipi cowok itu. “Masih mau bilang kalau kita itu temen?”

“Jaka... gue gak suka sama lo.”

“Terus lo sukanya sama siapa? Chiko? Apa Draco?” Jaka bertanya frustrasi.

“Lo baru putus dari Draco, Za. Gue tau lo gak mungkin suka sama kakak kelas kita itu. Lo masih ngarepin si Chiko?” Jaka terus mengeluarkan usahanya agar Moza mau berbicara terus dengannya.

Moza menghela napas. “Jaka gue—”

“Za. Dengerin gue. Ayah lo pasti tenang kalau lo sama gue, Za. Dia bilang sama gue kalau gue harus ngejagain lo.” Jaka melepaskan tangan Moza dari pipinya lalu menggenggamnya di bawah. Kedua tangan Moza hendak lepas namun Jaka terlalu kuat untuk Moza melakukan itu.

“Balikan sama gue ya?” Jaka mendekat yang membuat Moza mundur. Nekat cowok itu menarik kedua tangan Moza secara paksa membuat Moza memalingkan wajah ke samping agar wajah Jaka tak menyentuh wajanya.

“Gue gak mau Jaka! Jangan paksa gue!”

“Kenapa?” Jaka menatap Moza, kecewa namun cowok itu tetap fokus pada Moza yang memalingkan wajahnya.

“Apa gue ada salah sama lo selain kesalahan gue waktu dulu?”

“Gue udah nggak bisa sama lo lagi Jaka. Kita itu temen. Jangan rusak pertemanan kita dengan cara kaya gini. Gue nggak mau.”

“Za—”

“GUE GAK MAU!”

TIIINNNN!!

Bel mobil panjang terdengar di jalan raya. Moza dan Jaka menoleh. Saat kaca pintu mobil dibuka barulah Moza melihat Maddy sedang bersama Chiko.

“EH! LO BERDUA KALAU MAU PACARAN JANGAN DI SINI! INI TEMPAT UMUM TAU?!” Maddy berteriak dari dalam mobil Chiko. Sementara Chiko? Diam. Tanpa mengalihkan pandangannya pada Moza dan Jaka.

Moza tahu yang memecet klakson pasti Maddy bukan Chiko karena tubuh perempuan itu tadi agak condong pada Chiko yang sedang memegang kemudi mobil.

“Udah yuk Ko! Ngapain juga kita di sini! Buang-buang waktu aja!”

“Maddy lo bisa keluar dari mobil gue?” akhirnya Chiko bersuara yang membuat Maddy terperanjat menoleh kepada cowok itu.

“HAH? APA?!” Maddy semakin histeris.

“Keluar dari mobil gue. Sekarang.” Chiko penuh penekanan. Ia pun keluar dari dalam mobilnya setelah memastikan mesin benar-benar mati. Cowok itu lalu turun dan menghampiri Moza serta Jaka yang berada di pinggir jalan.

“Gue sama dia cuman ngobrol.” Jaka menjelaskan sebelum Chiko bertanya.

“Gue tau.” wajah Chiko tetap datar. “Jangan ganggu Moza lagi.”

MOZACHIKOTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang