29. JEJAK KEHILANGANNYA

370K 34.9K 32.4K
                                    

29. JEJAK KEHILANGANNYA

Bel sekolah berdering nyaring membuat seorang murid lelaki memasukkan buku-buku dan alat tulisnya dengan cepat-cepat ke dalam tas. Cowok itu lalu bangkit saat guru di dalam kelasnya pergi meninggalkan kelas. Chiko harus menemui Moza sekarang. Masalah mereka harus selesai hari ini juga. Sejak tadi Chiko tak bisa berkonsentrasi dengan baik karena kejadian Moza memutuskannya tadi masih terngiang-ngiang di kepalanya. Membuat Chiko jadi merasa ada yang menyanggal hatinya.

“Ko! Lo mau ke mana buru-buru banget?!” Ganang memanggil Chiko. “Kaya rumah lo kemalingan aja!”

“Mau nyari Moza!” jawab Chiko.

“Ngapain dicari? Bukannya ini yang lo pengin dari dulu? Putus dari Moza?” tanya Ganang membuat Chiko yang sudah sampai di pintu kelas dengan tas tersampir di bahunya menoleh pada cowok itu.

“Udah bisa berduaan sama Nency kan lo sekarang, Ko? Moza gak bakalan ganggu-ganggu lo lagi. Gue rasa dia tau batasan dengan sebutan mantan pacar.” Ganang memasukkan bukunya dengan santai ke dalam kelas.

“Harusnya lo seneng dong Ko lo udah putus dari Moza,” timpal Ergo. Pandangan kedua laki-laki itu tak bersahabat pada Chiko setelah mengetahui apa yang dilakukan Nency pada Chiko. Ganang dan Ergo tahu dari teman-temannya yang sejak tadi bergosip di kelas.

“Kan udah bebas dari anak kecil super cerewet, nyebelin, dan ngerepotin kaya Moza. Itu kan yang lo mau dari pertama kali jadian sama Moza?” tambah Ergo.

Chiko bungkam. Ganang dan Ergo memang benar. Sekarang kedua temannya itu malah balik menyerangnya. Bukan dengan tenaga tapi dengan kata-katanya. Chiko tahu apa yang ia lakukan dengan Nency selama ini salah padahal status Chiko adalah pacar Moza. Termasuk kejadian tadi yang membuat Chiko pusing karena terus memikirkannya.

“Lo bilang lo sayang sama Moza,“ ucap Ergo. “Tapi kayanya udah terlambat, Ko. Moza udah benci banget sama lo setelah kejadian tadi.” kelas semakin sepi.

“Kacau lo, Man.” Ganang geleng-geleng kepala. “Udahlah biarin Moza tenang. Ngapain juga lo ngejar-ngejar Moza? Basi tau kaga?”

“Gue gak ada waktu dengerin lo berdua. Gue mau nyari Moza sekarang.” Chiko lalu keluar kelas meninggalkan kedua temannya yang memperhatikan Chiko yang sudah pergi lewat lorong sekolah dengan ekspresi wajah serius dan khawatir yang menyatu menjadi satu.

“Eh lo mau ke mana, Ko?” tanya Bisma namun Chiko tak mengubrisnya.

“Udahlah gak usah ikut-ikutan, Bis. Chiko udah besar harus nyelesain masalahnya sendiri.” Frengky masih berdiri di sebelah Bisma. Kedua cowok yang menggendong tasnya itu memperhatikan Chiko yang menjauh. Tujuan cowok itu tepat. Ke lorong kelas Moza.

****

“Lo liat Moza gak?” Chiko bertanya pada murid perempuan di depannya namun cewek itu hanya menggeleng dan pergi meninggalkan Chiko.

“Eh lo liat Moza gak?” tanya Chiko pada salah satu teman sekelas Moza. Murid lelaki yang baru keluar dari kelasnya itu menggeleng pada Chiko membuat Chiko menghela napas keras karena tidak menemukan Moza.

“Enggak liat gue. Cuman di kelas aja tadi dia cepet-cepet pergi.”

“Oh gitu? Oke makasih.” Chiko meninggalkannya dan pikirannya semakin kacau balau. Cowok itu lalu masuk ke dalam kelas Moza saat Zetta baru saja hendak keluar kelas namun langkahnya terhenti karena Chiko.

Baru kali ini Zetta melihat wajah cemas Chiko hanya karena seorang perempuan dan orang itu adalah Moza.

“Ngapain lo ke sini?” tanya Zetta judes.

MOZACHIKOWhere stories live. Discover now