15. SELALU MENGALAH

304K 29.8K 13.1K
                                    

15. SELALU MENGALAH

“Eh Neng Moza! Udah baikan, Za?” sapa Frengky. Kakak kelasnya itu duduk di bangku depan kelasnya. Chiko dan Moza hendak masuk ke dalam kelas. Sementara Bisma, Ergo dan Ganang baru saja tiba dari belakang Chiko dan Moza.

“Lumayan,” balas Moza mengingat kejadian tadi masih sangat ramai dibicarakan.

“Santai dong, Ko. Gue cuman nyapa Moza doang. Gak bakalan gue ambil.” Frengky lagi-lagi berbicara sambil terkekeh saat melihat Chiko yang menampakkan sorot dingin padanya. Frengky tahu adik kelasnya itu marah namun tetap diam. Tidak mengatakan apa pun.

“PARAH LU YE! MAIN NINGGAL-NINGGALIN GUE!” Bisma menggerutu lalu duduk di sebelah Frengky.

“Makanya lo cari pacar sana Bis! Apa-apa nempel ke gue! Apa-apa nyari gue! Berasa homo banget gue?” sekarang giliran Frengky yang menggerutu.

“Tuh, Tuh si Zetta! Sana lo deketin dia aja!”

“Langkahi dulu mayat gue,” sahut Ergo serius membuat Frengky lagi-lagi terkekeh.

“Udah sana lo berdua sama yang seumuran aja! Nggak usah nyari adik kelas! Noh sama si Maddy!” Ergo mengerling melihat Maddy yang mau menghampiri mereka.

“Gimana si Nency?” tanya Chiko pada Ganang.

“AMAN BOSKU!” Ganang berseru pada Chiko namun matanya melirik Moza. “Lagi dicegah temen-temen sekelasnya. Gue mah kabur wae.”

“Gaya lo le... le,” ucap Bisma.

Chiko mengangguk lalu menepuk pundak Ganang. “Untung punya temen badannya gede semua.”

“Ngak usah ngejek!” Ergo mendengus karena dari keempatnya yang badannya besar hanya Ergo tidak begitu. Tidak terlalu berbentuk hanya saja faktor gen orangtua membuatnya terlihat seperti ini. Padahal Ergo rutin datang ke tempat gym bersama Chiko dan Ganang. Malah biasanya cowok itu yang mengajak keduanya untuk tetap nge-gym.

“Nency mulu udah tau lo itu punya pacar. Dasar maruk lo, Ko!“ Ganang berdiri di sebelah Ergo.

“Tau lo nih, Ko,” Ergo ikut menyalahkan Chiko. “Cowok waras juga bakalan milih Moza lah! Lo bego apa tolol?”

“SAMA AJA BEGO!” Frengky tertawa. “Dah nggak usah nyalahin Chiko lah. Chiko kan suka sama Nency. Lo berdua tau itu.” Frengky merangkul bahu Ganang dan Ergo, sok asyik.

“Lo berdua ngomong udah kaya nggak ada orangnya yang denger ye?” Chiko berdecak. “Sana lo semua balik ke kelas! Gue mau di sini dulu sama Moza.”

“Ntar aja, Ko. Sumpek di kelas ada Draco.” Bisma mengipasi wajahnya dengan tangan.

“Gue benci dia dari kelas sepuluh. Rasanya pas bareng sama lo kaya lepas dari kerangkeng Draco.”

Lebay lo. Ya udah kalau gitu mau lo.”

“Eh ngapain lo ke sini Maddy?” Bisma menyapa Maddy membuat cewek itu menatapnya garang. Maddy dan Bisma memang tidak pernah akur. Keduanya seperti larut dalam rasa kesal yang bahkan Maddy dan Bisma tidak bisa pahami karena Bisma seperti cowok kebanyakan. Suka menganggu Maddy. Namun lain halnya dengan Chiko. Hanya Chiko yang tidak berlaku seperti itu pada Maddy. Di saat teman-temannya sibuk menggoda Maddy. Chiko akan lebih memilih diam—tidak ikut campur.

“Nyari Chiko lah! Emangnya gue ke sini nyari lo apa?!”

“Oooohhh gituuuu....” Bisma nyengir lebar padanya. “Jadi pengin banget nih dicari sama gue?”

“Dih! Siapa yang bilang?”

“Itu tadi lo pake isyarat-isyarat segala.” Bisma berdiri.

“Udahlah Maddy. Chiko nggak bakalan suka sama lo. Jangan mau jadi pengganggu hubungan orang.” Kalimat Bisma pas. Menusuk Maddy. Benar-benar frontal.

MOZACHIKOWhere stories live. Discover now