[17] Childhood Friends

1.7K 72 0
                                    

== Flashback ON ==

"Elo siapa?" tanya seorang anak laki-laki saat melihat anak laki-laki dari sekolah yang berbeda dengannya tengah menunggu di depan gerbang SMPnya.

"Hm gue Arya. Dari SMP Nusantara 2," jawab anak laki-laki berseragam beda itu.

"Mau ngapain ke sini?"

"Gue mau daftarain sekolah gue buat pertandingan futsal," katanya sembari menyerahkan amplop besar. Anak laki-laki itu membuka isi amplot yang ternyata berisi formulir pendaftaran dan beberapa identitas pemain. Dibacanya identitas Arya yang ternyata satu angkatan dengannya.

"Oke entar gue serain ke panitianya. Buat jadwalnya bisa diliat seminggu lagi,"

"Ee ngomong-ngomong, lo kenal nggak sama cewek ini?" Arya menunjukkan selembar foto seorang perempuan tengah duduk di halte bis dengan terkantuk.

"Ada masalah apa lo sama dia?"

"Hehe nggak ada masalah apa-apa kok. Elo kenal? Namanya siapa?"

"Gita,"

"Oh, jadi namanya Gita. Boleh titip sesuatu buat dia?" Arya mengeluarkan amplop berwarna biru muda. "Tolong ya," katanya sembari menyerahkan amplop itu. "Ya udah. Gue duluan," Arya berlari kencang setelah menyerahkan surat itu.

Anak laki-laki itu tersenyum miring.

"Lo nggak tau gue siapanya Gita?" gumamnya lirih sambil melihat amplop biru itu. Di remasnya amplop itu sampai tak berbentuk.

***

Priiiiiit!!!!!

Peluit panjang dari wasit menghentikan permainan futsal. Terlihat seorang anak laki-laki tergeletak lemah di tengah lapangan.

"Sorry, gue nggak sengaja," kata lawan mainnya yang baru saja menendang wajahnya dengan tenang. Darah keluar dari hidung sang anak yang tergeletak. Terpaksa, dia harus dibawa ke rumah sakit dan digantikan oleh orang lain.

"Sinting lo, Dik. Kok bisa sih lo nggak liat dia dan jadi nendang wajah dia gitu? Kan kasian," kata perempuan kecil dengan rambut hitam panjangnya yang dibiarkan tergerai. Ada bando putih kecil yang menyelinap di rambutnya. Wajahnya yang masih imut sepertinya kurang pas dengan seragam biru putih yang sedang ia gunakan. Lebih cocoknya, ia masih memakai seragam merah putih.

"Siapa bilang gue nggak liat?" jawab Dika dengan ringannya sambil menikmati minuman yang wanita itu berikan padanya.

"Jadi? Lo sengaja?"

"Iya!" Satu jitakan mendarat di kepala Dika. "Sakit Git!" teriak Dika sambil memegangi kepalanya.

"Iya. Elo emang sakit! Sakit jiwa!" omel Gita dengan wajah sebalnya. "Apa coba motivasi lo buat nendang wajah dia gitu?"

"Soalnya dia suka sama elo!" teriak Dika tepat di depan wajah Gita membuat perempuan itu memejamkan matanya.

"Ha?"

"Iya. Dia sengaja dateng ke sini dengan alasan ngasih formulir. Tapi aslinya mau ngasih surat ke elo,"

"Kok lo tau?"

"Orang gue yang nemuin dia,"

"Terus suratnya mana?"

"Ditelan bumi!" Dika beranjak dari duduknya, meninggalkan Gita yang masih terbengong.

"Dikaaaaa. Mau kemana?" tanya Gita dengan suara manja.

"Pulang!"

"Ikut....." Gita pun ikut bangkit dan mengejar Dika yang berlari meninggalkannya. "Dika tungguuuuu!!!!"

TRUST LOVE [Completed] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang