[21] Adrian's story

1.6K 64 0
                                    

Gita belum mendapati motor hitam Adrian saat memarkirkan motornya. Padahal jam di tangan kirinya sudah menunjukkan pukul 06.55. Yang ia lihat justru Della yang duduk di bangku bawah pohon dekat tempat parkiran.

"Nunggu siapa Del?" sapa Gita. Della tersentak kaget dan terlihat gugup.

"Eh... Gita... baru dateng?"

Gita hanya mengangguk dan tersenyum.

"Lo sakit ya?" tanya Gita saat melihat Della pucat. Wajahnya benar-benar pucat. Apalagi rambutnya yang pendek sehingga Gita bisa dengan jelas melihat wajah putih Della.

"Enggak kok,"

"Lo nggak masuk?"

"Ha? Enggak... maksudnya entar,"

"Oke... gue duluan ya,"

Gita merasa ada yang tidak beres. Tapi ia tak ingin terlalu ikut campur. Mungkin Della butuh waktu sendiri.

Pandangan Gita tiba-tiba tertuju pada papan pengumuman. Banyak anak yang sedang berkerubung di sana. Banyak juga anak-anak yang setelah melihat pengumuman itu berbisik-bisik tak jelas. Gita yang penasaran, akhirnya memutuskan untuk ikut berkerumun.

Gita berusaha keras menerobos kerumunan anak-anak. Ia pikir ada keuntungannya juga mempunyai tubuh kecil. Karena ia bisa menerobos dari celah-celah kecil.

Kebahagiaannya karena berhasil menerobos kerumunan hilang saat melihat apa yang ada disana. Foto Adrian dan Della yang tengah berpegangan tangan di dalam kelas sukses membuat jantung Gita terasa meledak. Tiba-tiba saja kaki Gita berasa tak mempunyai tulang. Matanya panas. Kepalanya pusing.

Gita segera keluar dari kerumunan itu. Tapi apa yang ia lihat justru lebih menyakitkan dari foto itu. Dua orang itu tengah berpegangan tangan di hadapannya. Nyata. Bukan sekedar foto lagi.

"Ta...." suara berat itu semakin membuat Gita ingin menangis.

Ini bukan khayalan yang berbicara. Tapi kenyataan.

"Ah... tadi... Arya nyariin....gue ya," Gita melangkahkan kakinya yang terasa lemas ke arah tangga.

"Gue bisa jelasin," perempuan itu tiba-tiba berlari dan menghalangi jalan Gita.

"Gue mau ke kelas," kata Gita menahan sakit di dadanya dan sakit di matanya.

"Gita...." Gita tak memperdulikannya dan tetap melangkah.

"Ya ampun ternyata mereka jadian,"

"Eh bukannya Della itu udah punya pacar?"

"Nggak tau malu banget sih dia. Udah punya pacar eh masih aja nyari yang lain,"

"Kok Adrian mau sih sama cewek kayak dia?"

"Denger-denger dia yang nembak Adrian,"

"Playgirl banget tu cewek,"

Dan masih banyak bisik-bisik lain yang Della dan Adrian dengar.

"Nggak usah buat kesimpulan sendiri kalo nggak tau apa-apa," kata Adrian sambil menyobek foto di pengumuman dan membuangnya di tempat sampah.

Digenggamnya kembali tangan Della dan ditariknya menuju ke lantai dua.

"Kok kalian baru dateng sih? Anak-anak pada heb...." kata-kata Daffin menggantung saat menyadari genggaman tangan Della dan Adrian yang baru saja masuk ke kelas.

"Ceritanya panjang. Yang jelas itu semua nggak bener," kata Adrian meninggalkan Della yang masih mematung di dekat pintu.

"Ini... ini... aduh kepala gue pusing. Ini... maksudnya apa? Kalian...?"

TRUST LOVE [Completed] Место, где живут истории. Откройте их для себя