[23] 'Agreed' with Dika

1.6K 62 0
                                    

"Git kapan lo pergi?" kata Hanin saat menghampiri Gita dan teman-temannya yang sedang berkumpul di depan kelas XI MIPA 7.

Hari ini, rombongan cewek-cewek dari berbagai kelas yang sering merasa risih dengan keberadaan 'geng biyang kerok' yang suka memenuhi depan kelas XI MIPA 7, berinisiatif untuk menduduki depan kelas itu terlebih dahulu sebelum banyak anak cowok biyang kerok datang. Tak terkecuali Hanin.

"Ke SMA Bayangkara?" tanya Putri yang baru datang.

"Emang ada acara apa di sana?" tanya Gita yang sepertinya memang tak tau apa-apa.

"Dika nggak cerita?" tanya Ara.

"Dia masih marah sama gue," curhat Gita.

"Pantesan. Gue denger-denger mereka lagi ngadain pameran buat ngerayain ulang tahun sekolahnya. Dibuka buat umum," lanjut Ara.

"Weekend ke sana yok," ajak salah satu di antara anak-anak cewek itu.

"Bayar nggak?" tanya yang lain.

"Gratis," kata Hanin yang disambut meriah oleh teman-teman lainnya.

"Gue denger di sana tu banyak cogan tau nggak?"

"Apalagi yang ikut club olahraga sama music. Huah pengen dibungkus bawa pulang,"

"Ngomong-ngomong lo nonton pertandinggan futsal mereka hari minggu kemaren?"

"Iya iya iya. Ganteng-ganteng banget, ya ampun,"

"Apa lagi yang nomor 29,"

"His kalian tu kalo ngomongin cowok nggak ada abisnya," omel Ara.

"Elo belom liat mereka sih, Ra. Coba lo liat Nando. Aduuuhh bikin leleh,"

"Nando?"

"Iya yang nomor 29,"

"Mahardika Hernando maksud kalian?" tanya Hanin tiba-tiba.

"Lo kenal, Nin?"

"Mahardika Hernando? Dika maksudnya?" tanya Gita yang sepertinya sudah paham dengan apa yang sedang mereka bicarakan.

"Iya. Dika," jawab Hanin.

"Kalian kenal?"

"Kenal. Si Dika tu punyanya Gita," celetuk Hanin.

"Punya gue lu kate,"

"Kok punyanya Gita?"

"Bukan punya gue. Punyanya orang tuanya,"

"Jadi Dika Dika yang suka kalian bicarain itu si Mahardika Hernando itu? Yah pletek pletek deh hati adek,"

"Dia tu adek gue,"

"ADEK?"

"Jadi gue perlu deketin lo dulu ya biar dapetin dia?"

"Apaan sih kalian tu," omel Putri. "Intinya, kapan kita ke sana?"

"Weekend!"

***

Gita terpaksa harus pulang lebih akhir karena harus mencatat beberapa materi yang sempat tertinggal karena tertidur. Selesai mencatat, Gita pun segera beberes dan keluar. Namun saat ia hendak melewati depan kelas XIA, pandangannya tertuju pada seseorang yang tengah bersandar pada tembok membelakanginya. Gita bermaksud tak ingin menyapanya karena lelaki itulah yang beberapa hari yang lalu membuat dadanya sesak.

Tapi langkah Gita terhenti saat mendengar apa yang sedang lelaki itu bicarakan di telvon.

"Gue masih ada les. Gue telvonin Mama aja,"

TRUST LOVE [Completed] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang