Chapter 5-3

3.3K 284 36
                                    

Ruby memilih topik tentang Ujian Nasional yang tidak lagi sepenuhnya menjadi penentu kelulusan untuk berlatih dengan Kevin. Ruby mewakili tim pro, dan Kevin sebaliknya. Ruby mengawali debat dengan definisi dan batasan yang bagus. Dia memulai dari sudut pandang psikologi.

"UN memberikan banyak tekanan pada murid-murid, sehingga otomatis konsentrasi mereka tidak bisa sepenuhnya pada Ujian Nasional karena terlalu khawatir akan hasilnya. Lagipula, bagaimana bisa belajar selama enam tahun, tiga tahun, dan hasilnya ditentukan hanya dengan beberapa hari?" Ruby menyebutkan poin pokok pembelaan pertamanya.

"Kenapa murid-murid di negara ini lebih fokus pada hasilnya?" Kevin membalas. "Dan kenapa kita hanya melihat hasilnya? Bukan murid-murid itu yang terlalu fokus pada hasilnya, tapi orang-orang di negara ini, yang sayangnya, hanya peduli pada hasil, tanpa melihat proses dan usaha murid-murid selama bertahun-tahun. Jika mendapat nilai buruk, mereka disebut bodoh dan tidak sungguh-sungguh belajar. Padahal, mereka sudah menghabiskan bertahun-tahun waktu mereka untuk belajar, tapi usaha mereka sama sekali tidak dihargai.

"Jadi, membalas pernyataan positive team tadi, Ujian Nasional tidak bisa dijadikan penentu kelulusan, saya tidak setuju dengan pendapat itu. Karena, jika seseorang gagal dalam Ujian Nasional, dia tidak lantas kehilangan masa depannya. Tapi, karena pandangan masyarakat tentang makna kegagalan UN itulah, murid-murid yang gagal di ujian lantas menyerah. Dan itu, bukan salah Ujian Nasional ataupun murid itu sendiri.

"Lalu, dari segi pendidikan, Ujian Nasional dibutuhkan untuk mengukur secara efektif, baik dalam waktu maupun prosesnya. Dengan adanya Ujian Nasional, maka ada standar yang harus dipenuhi murid-murid untuk menyelesaikan pendidikannya dan lulus dari sekolah. Dari waktu, Ujian Nasional sangat efektif karena dilaksanakan bersamaan. Prosesnya pun sama di setiap daerah. Ini merupakan proses penilaian pendidikan dan kelulusan yang adil dan merata di negara ini. Tapi jika Ujian Nasional tidak lagi dijadikan penentu kelulusan, bagaimana caranya mengukur standar pendidikan di negara ini?" Kevin menyampaikan bantahannya dengan santai.

Ruby menyipitkan mata, tak terlalu suka ketika teman-temannya mulai memperhatikan latihannya dengan Kevin.

"Mengukur standar pendidikan dengan Ujian Nasional? Jadi, apa itu hanya satu-satunya cara? Lagipula, bagaimana kita bisa mengukur kemampuan seseorang hanya dengan mengujikan beberapa mata pelajaran yang hanya dipelajari dari buku? Kita tidak hidup hanya dari buku. Kita butuh pengalaman, bakat, kemampuan kerja di dunia nyata. Tapi berdasarkan pernyataan negative team tadi, kegagalan dalam Ujian Nasional tidak lantas membuat seseorang kehilangan masa depan.

"Tapi untuk mengingatkan, jika tim lawan lupa, kita hidup di negara di mana kita tidak bisa hidup tanpa lembar hasil ujian yang kita sebut ijazah. Dan nilai yang tercantum di sana, hanyalah nilai-nilai yang didapat dari Ujian Nasional. Itu berarti, hasil Ujian Nasional itu sendiri sudah menentukan masa depan seseorang, kan? Dan jika hanya karena seseorang tidak bisa berkonsentrasi saat ujian, atau dia terlalu gugup dan membuat kesalahan, lalu akhirnya mendapat hasil buruk, maka dia sudah mengacaukan masa depannya.

"Dan dari segi pendidikan, Ujian Nasional saat ini hasilnya tidak orisinil. Kebocoran kunci jawaban dan kecurangan banyak ditemui saat Ujian Nasional. Dari murid-murid yang membeli kunci jawaban, hingga pihak sekolah yang memberikan jawaban dan bahkan menganjurkan murid-muridnya berbagi jawaban. Dengan hasil seperti itu, apa lantas kita bisa berpegang pada hasil Ujian Nasional?

"Bagaimana mungkin masa depan seseorang bisa ditentukan hanya dengan berdasarkan kecurangan seperti itu? Dan juga, setiap tahun, selalu saja ada masalah dengan pelaksanaan Ujian Nasional. Itu menunjukkan bahwa pemerintah juga tidak mengadakan persiapan dengan baik. Setiap tahunnya, ada ratusan murid di negara ini yang gagal saat Ujian mungkin karena masalah seperti itu. Dengan kelemahan-kelemahan tersebut, maka bisa dikatakan bahwa tidak menggunakan Ujian Nasional sebagai penentu kelulusan adalah solusi untuk masalah-masalah di atas," Ruby membalas, disambut sorakan kagum teman-temannya. Meski begitu, Ruby menyadari kesalahannya dengan menggunakan kata 'mungkin', dan dia berharap Kevin tidak menyadari itu.

Introduction of Love (End)Where stories live. Discover now