[4] Tanda Tangan Ketua Panitia

2.1K 126 30
                                    

>>>>>CakNi<<<<<

Agni tidak tahu apakah ada yang salah dengan dirinya, cara berpakaiannya, atau perasaan Agni saja? Tapi sejak tadi pagi Agni pikir hampir semua orang terus saja menatap dirinya, lalu berbisik-bisik. Seperti menggosipkan.

Agni hanya terus saja berpikir jika dirinya tidak mungkin jadi salah satu mahasiswa terkenal kan sampai-sampai seperti selalu digosipkan?

Oh atau saja bukan Agni yang mereka perhatikan? Shilla dan Sivia lah yang mereka bicarakan? Secara dua orang teman Agni ini adalah termasuk dalam jajaran mahasiswi tercantik tahun ajaran ini.

Mungkin Agni hanya terlalu ge-er.

"Hei! Bagaimana dengan tanda tangan Kak Rio? Kalian sudah mendapatkannya?"

Agni menoleh pada Shilla yang sejak tadi memang memperhatikan buku tanda tangan dan panduan mahasiswa. Shilla yang tercepat. Dia sudah memiliki semua tanda tangan dosen jurusannya dan beberapa tanda tangan senior. Berbeda dengan Agni dan Sivia yang baru saja menyelesaikan tanda tangan dosen dan baru akan bergerak menuju senior.

"Sudah tentu saja. Bagaimana tidak, dia adalah ketua panitia yang baik. Dia tidak meminta yang aneh-aneh padaku saat meminta tanda tangan. Yang lain juga bilang seperti itu."

Agni mendelik. Kapan Sivia mendapatkannya? Bukankah dia selalu menempel pada Agni seperti lintah? Saat Agni meminta tanda tangan baru lah dia juga bergerak.

"Hei bagaimana bisa? Bukankah tadi kau bilang bahwa kau belum mendapat satupun?"

Sivia menunjukkan barisan gigi putihnya dengan mengacungkan jari tengah dan telunjuk membentuk huruf 'V' di udara. "Maaf! Tadi tidak sengaja bertemu saat ke toilet! Ahh maksudnya, saat aku baru saja keluar dari toilet dia juga baru keluar dari toilet pria saat di gedung olahraga."

"Ah sial! Kalau begitu bagaimana denganku?"

"Ya tinggal minta saja nanti, Ag!"

"Tapi... sendirian? Ayolah! Bagaimana bisa?"

"Ck! Kau hanya harus ikut mengantri di depan sekretariat nanti. Kau pasti mendapatkannya, hanya saja sedikit menunggu. Antriannya sangat panjang.

"Sudahlah! Kita selesaikan makan dulu, setelah itu kita menemani Agni meminta tanda tangan. Kita akan melakukan sisanya bersama!" Putus Shilla bijak.

Agni mengangguk setuju. "Baiklah! Terima kasih kalian memang yang terbaik."

~ ~ ~

Agni maju satu langkah lagi. Tinggal satu orang didepannya dan dia akan segera mendapatkan tanda tangan dari Ketua Panitia kegiatan. Merasa tidak terlalu bermasalah menunggu seperti ini agak lama. Yah walau tidak bisa dipungkiri bahwa berdiri selama hampir setengah jam demi sebuah tanda tangan itu sangat melelahkan. Kaki Agni terasa pegal.

Dari yang sejak tadi dia lihat, Agni sudah dapat menyimpulkan bahwa ucapan Sivia dan Shilla sangat benar. Rio, senior itu, tidak memperlakukan juniornya dengan aneh. Walau belum bisa melihat wajahnya, tapi dari suara yang Agni dengar Agni cukup yakin jika Rio adalah orang yang baik, tegas, dan lembut.

Agni menyodorkan bukunya dan Rio membaca nama Agni yang tertulis di sampul. "Oh Agnindya Kharyoza? Apa kau orang..."

"Tidak. Hanya nama saja, bukan marga atau nama berasal luar negeri." Dengan cepat Agni memotong ucapan seniornya itu sebelum lelaki itu menanyakan perihal nama Agni.

Rio mendongak karena sedikit terkejut mendengar jawaban cepat dari suara cempreng di dapannya. Mereka saling pandang selama lima detik sebelum akhirnya mata Rio menyipit, berusaha mengingat sesuatu.

Brother In LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang