[15] Rasa Suka Yang Salah (3)

1.2K 92 30
                                    


~ ~ ~

"Iqbal!"

Sekelompok remaja berseragam putih-abu-abu menoleh serentak pada Olivia namun Olivia tidak gentar sedikitpun demi bertemu dengan sang pangeran yang telah dia cap sebagai miliknya. Tidak, bukan bermaksud mencap, tapi mereka memang telah saling menyukai sejak lama, hanya saja mereka belum mampu menunjukkannya karena mereka tidak boleh egois.

"Ya!" Sang Pengeran yang selama ini memang terkenal sangat ramah dan baik hati, menatap dengan pandangan teduh khas miliknya. Tapi Olivia tahu bahwa dibalik keteduhan itu, Iqbal menyimpan harapan besar akan hubungan mereka.

"Ak-aku membuatkan bekal untuk Salsa, bisakah aku menitipkan padamu?"

Iqbal berdiri, meninggalkan tempat duduk dan teman-temannya untuk menghampiri Olivia dan menyambut tas yang terbuat dari kertas itu dengan tersenyum. "Tentu saja, aku akan menyampaikan padanya!"

"Terima kasih, maaf merepotkanmu!"

"Tidak masalah, Liv. Sama sekali tidak merepotkan. Kembalilah ke kelasmu, aku akan menyampaikan
pada Salsa! Kau tidak perlu khawatir."

Olivia mengangguk mendengar jawaban penuh perhatian sang pangeran dan beranjak pergi.

Namun dengan hati yang berbunga dan perasaan yang enggan jauh dari sang pangeran, berdalih sudah pergi dari tempat itu, Olivia bersembunyi di balik pilar penyangga atap tak jauh dari tempat berkumpulnya sang pangeran. Cukuplah mendengar suara, cukuplah berada dekat dengan dirinya, maka cintalah yang membuat mereka selalu dalam kebahagiaan.

Perasaan merekalah yang perpenting.

"Hei bukankah itu si Suram? Kau dan Salsa berteman dengannya, Bal?"

Olivia mendengar salah satu teman Iqbal bertanya, membuyarkan semua lamunan indah yang berkumpul dalam kepalanya. Senyum Olivia mengembang mendengar pertanyaan lucu itu. Mereka, orang luar, memang tidak akan pernah tahu tentang apa yang dirinya dan Iqbal miliki, tentang perasaan mereka yang indah, dan tentang bagaimana mereka saling membagi.

"Apa kau tidak tau, Al? Si Suram itu kan memang menyukai Iqbal. Sudah lama sekali."

Olivia ingi sekali terkekeh dan mengejek mereka. Mereka itu salah, bukan hanya Olivia yang menyukai Iqbal, tapi Olivia dan Iqbal saling menyukai. Mereka punya perasaan yang sangat besar.

"Benarkah?"

"Ya tentu saja. Dengar-dengar bahwa sekarang dia sudah mengecap Iqbal sebagai miliknya. Oh tidak, aku salah, mereka saling memiliki! Saling menyukai!"

Terdengar gelak tawa yang Olivia tahu tersisip nada mengejek disana, tapi Olivia tidak peduli. Sekali lagi, perasaan mereka-lah yang penting.

"Apa yang kalian bicarakan?"

Olivia ingin  berlonjak girang saat tahu suara lembut milik siapa yang baru saja terdengar. Suara itu adalah milik sahabatnya, seseorang yang selama ini menjadi perantara terbukanya perasaan Olivia dan Iqbal. Karena kedekatan Olivia dan Salsa-lah yang secara tak langsung menghantarkan Olivia pada Iqbal.

Ada perasaan ingin bergabung disana bersama sahabat dan sang pangeran, tapi memikirkan kemungkinan yang terjadi, Olivia mengurungkan niatnya dan tetap berada di tempat persembunyian.

"Mereka sedang membicarakan Olivia, Sa. Ohya... dia mengirimkan ini untukmu!" Lagi-lagi suara menggetarkan hati milik Sang Pangeran terdengar. Suara itu, kelembutan itu, bahkan mampu membuat bunga yang layu menjadi mekar kembali.

Brother In LoveWhere stories live. Discover now