[11] Raja Iblis Yang Hangat

1.5K 116 8
                                    

-

>>>>> CakNI<<<<<

Sebuah firasat tidak enak menghampiri Agni beberapa hari ini. Perasaan yang menggelitik seperti dikerubungi semut hitam. Membuat rasa geli yang tidak nyaman dan mengesalkan.

Dia tidak ingin termakan oleh hal itu mengingat dia pernah tertimpa banyak kesialan hanya karena terlalu memikirkan tentang hal sepele seperti ini. Dia masih sangat ingat bagaimana kesialan datang silih berganti dan berakhir dengan mendekam dalam ruangan tidak terpakai di gedung mahasiswa tingkat tiga. Jadi untuk kali ini dia enggan masa bodoh. Dia akan berusaha tidak terlalu terpengaruh pada hal itu.

Tapi anehnya, semakin lama perasaan itu semakin terasa sangat kuat dan menyeramkan. Agni terkadang malah merasa seperti sedang diuntit oleh seseorang. Merasa seperti semua gerak-geriknya diperhatikan oleh orang lain. Namun setiap mencari siapa yang kira-kira memperhatikannya, Agni tidak menemukan siapa-siapa. Bertanya pada orang yang berada dekat dengannya dan mereka tidak merasakan apa-apa.

Seperti saat ini.

Agni sedang berjalan menuju kamar asrama Cakka untuk mengambil jatah hariannya dari Cakka. Ya, sudah beberapa hari ini Agni akan datang menemui Cakka untuk mengambil uang yang katanya masih ditahan di atm Cakka. Ini semua terjadi karena waktu itu Agni mengambil uang Cakka tanpa permisi dan menghasilkan akibat yang sangat buruk untuk Agni. Cakka tidak menyukai tindakan Agni tersebut dan menahan uang itu untuk waktu yang belum ditentukan. Cakka bilang untuk mengajarkan Agni sopan santun.

Sopan santun, Mbahnya! Cakka hanya suka mempersulit Agni saja.

Dan lihat! Sekarang, setiap harinya Agni harus menghampiri dimanapun Cakka berada saat dia membutuhkan uang, Terdengar sangat murahan dan matre  sekali.

Agni meniti tangga menuju lantai kamar asrama Cakka dengan santai saat dia merasakan bulu kuduknya merinding, kembali merasa seperti diperhatikan seseorang. Agni menoleh pada sekitar namun tidak menemukan siapa-siapa. Situasi di sekelilingnya sangat sunyi dan sepi.

Agni berpikir ini mungkin hanya perasaannya saja mengingat bahwa ini adalah akhir pekan dan banyak penghuni gedung asrama yang meninggalkan asrama untuk bersenang-senang.

Tapi hingga beberapa anak tangga kemudian, Agni malah mendengar suara benda jatuh dan saat Agni menoleh dengan kembali merasa bulu kuduknya meremang, Agni hanya menemukan hembusan angin yang entah berasal dari mana.

Apa mungkin gedung ini berhantu? Jika benar, maka Agni harus...

Wushh!! Dengan cepat Agni meniti tangga tanpa menoleh lagi. Menyusuri lorong menuju kamar Cakka yang berada paling ujung dengan perasaan ketar-ketir. Jujur saat ini situasi sudah menjadi seperti berada dalam film horor.

Agni takut? Tentu. Siapa yang tidak takut pada hantu? Dan suasana semakin bertambah horor saat sekitar sepuluh langkah lagi Agni mencapai kamar Cakka, Agni mendengar suara derap langkah yang juga semakin mendekat.

Agni menambah kecepatan kakinya dan Brak!! membanting pintu kamar Cakka dengan sekuat tenaga.

Hosh! Hosh! Agni mengurut dada. Yang tadi itu sungguh meneggangkan.

"Syukurlah pintu ini tidak terkunci! Tapi yang tadi itu apa ya?"

Dengan mengumpulkan semua keberanian diri yang tinggal sedikit, Agni memutar tubuh untuk mencoba mengintip apa yang baru saja mengejarnya. Dengan hati-hati Agni memutar gagang yang terbuat dari stainless itu dan...

Seseorang menepuk pundaknya. "Apa yang sedang kau lakukan?"

"Astaga!" Jerit Agni dibarengi dengan suara berdebam dari pintu  yang dihantam kepala Agni. Agni meringis dan kehilangan semua keberaniannya. "Ampuni aku! Ampuni aku! Aku bukan penghuni asrama ini, jangan menggangguku. Ganggu Cakka saja!"

Brother In LoveWhere stories live. Discover now