[16] Rasa Suka Yang Salah (4)

1.2K 100 43
                                    

"Ag- Agni, menurutmu jika ada seseorang berusaha me- merebut milikmu, apa yang ha- harus dilakukan?"

Agni menoleh pada Olivia yang baru saja mengajukan pertanyaan yang jauh dari Olivia biasanya. Selama ini mereka hanya berbicara seputar pelajaran dan yahh... walau keluar dari topik pelajaran, maka Agni-lah yang akan bercerita bukan Olivia.

Memutar tubuh karena sangat tertarik, Agni menutup buku dan menatap Olivia intens.

Olivia menoleh sekilas pada Agni yang tengah menatapnya lekat, tersenyum kikuk lalu kembali menunduk.

"Ah sudah, Ag! Kita tidak perlu membahas ini."

Agni menggeleng pelan. "Oh-ho no no... kita harus melanjutkannya. Kenapa kau bertanya seperti itu? Apa seseorang sedang berusaha merebut kepunyaanmu? Apa itu?"

"Ah tidak. Sudahlah ayo kita bicarakan yang lain." Olivia meraih buku tebal di meja dan berusaha mengalihkan pembicaraan.

Namun Agni menghentikan, merebut buku itu dan menutupnya kembali. "Apapun itu, Oliv, jika seseorang berusaha merebut yang seharusnya menjadi milikmu, maka kamu harus berusaha mempertahankannya. Berusaha secara maksimal dulu, Liv, kalau memang nanti harus menjadi milik orang lain, setidaknya kau sudah berusaha. Dan semuanya tidak akan sia-sia."

"Be- benarkah seperti itu?"

"Ya tentu saja. Berusaha dulu dengan maksimal!"

"Ag!"

"Ya!"

"Boleh aku mengajukan satu pertanyaan lagi?"

Agni mengangguk pasti. "Tentu saja!"

"Menurutmu, apakah Shilla dan Cakka sedang menjalani satu hubungan? Maksudku... kau dan Shilla jarang bersama-sama akhir-akhir ini, dia terus saja datang dan pergi untuk mengajak Cakka bicara."

Agni menghela nafas kasar, memutar tubuh untuk kembali pada posisi semula. Dengan pandangan jengah, dia menerawang. Olivia benar, Shilla akhir-akhir ini banyak meninggalkannya hanya berdua dengan Sivia

"Entahlah, Liv. Kau benar tentang Shilla. Dia bahkan meninggalkanku sendiri saat makan malam semalam. Ahh... sahabat macam apa dia itu? Tapi aku memang merasa kehilangan wanita datar itu akhir-akhir ini. Aah.. Sudahlah! Sudahlah! Aku malas membicarakan mereka. Menyakiti hatiku saja."

Garis senyum di bibir Olivia terbentuk untuk menenangkan dan Agni membalasnya.

"Kau mau membantuku, Ag?"

"Tentu saja, apa yang harus ku bantu? Apa ini untuk sesuatu milikmu itu?"

Olivia tersipu malu, Agni tahu itu. 'Sesuatu' ini pasti sangat berharga.

"Tidak. Maksudku kita akan saling bantu. Aku akan membuat Shilla lebih peduli padamu seperti dulu. Apa kau menginginkannya?"

"Kau bisa melakukannya?"

Olivia mengangguk lembut.

"Benarkah? Huahh... kau memang yang terbaik, Liv! Terima kasih."

Olivia kembali merona mendengar penuturan Agni seraya menunduk. Namun setelah Agni kembali berkutat dengan barang-barangnya. Olivia menatap Shilla yang sejak tadi memang sudah dalam pandangannya, jauh di ujung sana. Ada senyum keji terlukis dari sosok berkaca mata itu. Dan terkikik.

"Hihihi... Kau akan menerima kejutan, Shilla!"

~ ~ ~

Cinta mati harus dijaga sampai mati
Jangan sampai ke lain hati
Nanti jadinya patah hati
Hati-hati menjaga hati
Mata hati

Brother In LoveOpowieści tętniące życiem. Odkryj je teraz