[19] The Real Raja Iblis

758 62 8
                                    

Mengandung unsur kekerasan dan kata-kata kasar, mohon untuk bijak dalam menanggapi cerita ini. Sekali lagi ini hanya fiktif, jangan terlalu baper.






~ ~ ~

Sekali lagi Agni melirik jam digital yang terletak di nakas sebelah kiri tempat tidur, lalu kembali menghela nafas dan menguncikan pandangan pada langit yang mulai terang dari jendela kaca tembus pandang yang tertutup gorden tipis berwarna putih kamarnya di rumah utama Diandra. Terdengar suara kicauan burung yang menenangkan serta suara sayup obrolan tukang kebun sudah mulai melakukan pekerjaan mereka.

Sudah pukul enam pagi.

Agni tidak tidur semalaman. Rasa kantuk dan lelah tidak membuatnya bisa tidur dengan nyenyak. Setiap kali matanya sudah mulai terlelap, maka beberapa detik kemudian dengan sendirinya Agni akan kembali terbangun. Agni tidak mengerti kenapa, hanya saja pikirannya melayang. Ada perasaan yang membuat Agni tidak tenang.

Hari ini universitas tempat Agni belajar diliburkan demi kepentingan penyelidikan kasus yang menimpa dirinya, Cakka dan Olivia. Ditambah lagi libur tiga hari untuk hari besar salah satu agama.

Hah! Libur panjang yang tidak akan terasa menyenangkan.

Kejadian semalam akan menghantui Agni sementara waktu ini. Itu pasti. Sebenarnya Agni enggan mengingat dan mempercayai semuanya, tapi inilah yang terjadi. Hal yang selama ini Agni pikir hanya akan ada di drama-drama, ternyata benar terjadi padanya.

Jika dipikir lagi apa benar rasa suka dan cinta akan membuat orang menggila seperti itu? Apa benar rasa suka dan cinta membuat orang akan menghalalkan segala cara? Apa benar yang terjadi kemarin karena rasa suka dan cinta seperti yang dikatakan Olivia? Tapi Agni rasa tidak. Karena yang Agni tahu selama ini, suka dan cinta adalah perasaan yang luar biasa. Suka dan cinta akan menimbulkan perasaan dimana kita akan merasa bahagia walau hanya sekedar berada di dekat orang yang kita sukai, kita cintai. Di bawah langit yang sama, menghirup udara yang sama. Hanya memberi, tanpa menuntut, hanya mengalir, tanpa memaksa. Perasaan yang luar biasa itu dengan sendirinya akan menuntun kita pada hal yang benar. Perasaan luar biasa itu akan menemukan jalannya sendiri, yang terbaik untuk kita.

Lalu perasaan suka dan cinta yang dimiliki Olivia adalah perasaan yang salah, kan? Dia keliru, kan? Atau sebenarnya itu bukanlah perasaan suka dan cinta, melainkan emosi yang tidak terkendali, yang datang tanpa dikehendaki, yang memaksa dan mendesak Olivia. Olivia terobsesi.

~ ~ ~

Flashback.

Agni sudah berulang kali berusaha mendorong tangan berjari ramping yang dengan kuat mencekal lengannya. Tapi secentipun tangan itu tidak bergerak, malah semakin erat dan erat. Agni lalu hanya pasrah ketika tubuhnya harus menabrak dan telinganya harus mendengarkan pekikan protes dari orang-orang yang tadi fokus untuk memperhatikan Cakka yang baru saja datang layaknya seorang Raja Iblis yang sebenarnya.

Agni tidak dapat melihat secara langsung, hanya terus mengikuti langkah orang yang menariknya. Orang-orang disekeliling Agni berteriak histeris dan Agni mendnegar bahwa si Raja Iblis itu datang dengan wajah babak belur, beberapa bagian bahkan berdarah. Rasa bersalah seketika menyerang Agni. Seharusnya Cakka tidak mengalami hal seperti ini. Seharusnya Agni mendengarkan peringatan Cakka tempo hari tentang Olivia.

Kemudian Agni mendengar bahwa Cakka datang dengan menarik sesuatu. Dia mencengkram rambut Olivia. Dia menyeret gadis berkacamata itu di lantai dengan wajah tanpa ekspresi, seperti hal yang dia lakukan adalah hal biasa. Padahal perbuatannya itu membuat suasana mencekam, orang-orang mulai di hantui ketakukan. Ada bercak darah di sepanjang ubin putih lantai lorong menuju Aula yang Cqkka dan Olivia lalui.

Brother In LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang