2

37.6K 869 3
                                    

Edric POV.

Aku menegak segelas wine yang ku ambil dari salah seorang wanita pembawa nampan. Metaku masih sibuk mencari sosok pria menyebalkan yang menyeretku kembali ke kota yang tak ingin ku tinggal. Sudah tiga tahun aku menetap di Brazil dan mengurus perusahaan ayahku. Tepatnya membereskan berbagai hal jelek disana. Aku menyukai Brazil karena wanita wanitanya yang berparas cantik dan sexi membuatku serasa berasa di surga. Bicara soal brazil aku teringat dengan seorang wanita tua yang sangat ramah dan baik, tentu saja padaku. Dia memanggilku edlov karena ketampananku, mungkin. Dan aku memanggilnya nani. Nani sudah seperti grandma yang yang tak pernah kumiliki. Nani tinggal di Brazil di sebuah kastil yang indah. Dan nani menitipkan cucu perempuannya yang tak pernah kukenal meski nani pernah menunjukkan fotonya bersama cucunya itu. Tentu saja aku tak mengenalnya karena itu foto cucunya ketika berusia 6 tahun. Meskipun untuk anak berumur 6 tahun cucunya memang terlihat cantik. tetap saja aku takan mengenalinya.

"Suatu hari kau akan jatuh cinta pada cucuku edlov, cucuku sangatlah cantik dan anggun. Kau pasti akan tertarik padanya dipandangan pertama."

Aku tersenyum tipis mengingat wanita tua tersebut dengan gaya bicaranya. Tetapi selama tiga tahun di Brazil cucu kesayangannya itu sama sekali tak menampakkan wajahnya untuk sekedar menjenguk atau bahkan menyapanya. Entahlah itu bukan urusanku.
Ku menghampiri ayahku yang sedang sibuk berbicara dengan salah satu koleganya, entah apa yang sedang dibicarakannya hingga mereka terlihat sangat serius.

"Oh edric, syukurlah aku ingin memperkenalkanmu pada Mr.Grand."

Aku mengenal Mr.Grand dia adalah salah satu CEO dari perusahaan keamanan paling terkenal di New York. Beberapa kasus ancaman kepada politisi berhasil di tanganinya dengan baik, membuat namanya semakin terkenal. Aku masih menunggu penjelasan tentang perkenalan ini. Karna bukan kebetulan Mr.Grand dikenalkan langsung padaku,pasti telah terjadi sesuatu.

***

Aku duduk di kursi Bar sebuah club dan memesan minuman. Pestanya baru saja usai dan aku memutuskan pergi karena jenuh. Perkenalanku dengan beberapa kolega ayahku telah usai dan itu cukup memebuatku bernafas lega. Mulai besok aku akan menjabat sebagai CEO di ZIP Enterprice. Dan itu membuatku sedikit gugup. Kuputuskan untuk minum beberapa gelas minuman hingga pikiranku bisa lebih fokus, Mengingat terlalu banyak hal yang dijanjikan dad. Terutama mengenai Gregg, Pria itu menyebalkan, pria licik itu sedang mengincar harta kekayaan seorang wanita bernama Emma Brown. Entah wanita bodoh itu mengetahuinya atau tidak, tetapi dad sudah memintaku mengawasi perusahaan wanita tersebut. Dan hotel tempat pesta tadi adalah salah satu asetnya. Aku tak mengenal wanita bernama Emma tersebut dan bahkan dia tak datang malam ini, atau ayah yang tak mengenalkannya padaku. Aku menegak lagi minuman di gelasku dengan cepat. Dan mengisinya kembali.

Aku melihat seorang bartender sedang mengamati sosok wanita disebelahku. Wanita bergaun biru, dia tampak kacau dan mabuk. Tetapi kurasa belum. Aku tak tau karena sejak aku duduk disini wanita itu hanya membenamkan kepalanya dimeja. Padahal aku bisa melihat betapa gemulai tubuhnya. Gaunnya berbahan sutra sudah tentu dia dari kalangan atas.

"Siapa princes menyedihkan ini" batinku.

Aku menegak kembali minumanku dan tak peduli padanya. Tetapi seorang pria tiba tiba datang dan mengahampiri wanita tersebut. Tangannya menyentuh punggung wanita tersebut yang tak tertutup gaun. Wanita itu terkejut dan menengadah lalu menampik tangan nakal sialan yang telah menyentuhnya. Seperti terkena serangan panik matanya mencari sesuatu atau seseorang tetapi tak ditemukan, wajahnya panik dan menjadi pucat. Pria itu mencoba berbuat lebih, sedang aku masih belum memutuskan apakah harus kutolong ataukah kubiarkan saja karena bukan urusanku.

Aku hendak berdiri saat wanita itu tiba tiba menyerangku dengan ciuman. Aku terkejut sesaat tetapi kubiarkan saja karena pria tadi telah menghentikan aksinya. Aku menarik diri dari ciumannya, Sungguh aku tak pernah berciuman dengan wanita asing manapun dan aku tak ingin ini terjadi sekarang, kami saling bertatapan dan aku mengutuk diriku sediri karena wanita bertubuh indah ini sangatalah cantik, Ada penyesalan saat aku menarik diriku. Kami saling bertatapan mencari sesuatu yang tak pasti dari diri masing masing ada dorongan untuk kembali merasakan nikmat bibirnya oh bahkan aku menyebutnya nikmat padahal dia hanya orang asing. Aku menatap bibirnya aku ingin merasakannya lagi, bibirnya begitu lembut dan manis ah sial aku mulai mengacau.

DESTINY (COMPLETE) Onde histórias criam vida. Descubra agora