6

21.9K 570 0
                                    

Edric pov.

Langit kota new york terlihat mendung pagi ini, Awan hitam menggupal dan semakin terlihat suram tetapi tidak dengan penduduk kota yang tetap sibuk dengan rutinitasnya. Aku menyesap kopi yang pagi tadi dibawa oleh criss. Oh Aku membutuhkan kopi dipagi hari karena kopi memberikan efek positif bagi tubuhku juga otakku yang saat ini sedang dipenuhi dengan berbagai urusan yang dihadiahkan ayah.

Pandanganku jatuh pada tumpukan berkas dimeja kerjaku dan rasanya sunggguh berbeda begitu ayahku memutuskan pensiun tetapi malah sibuk mengurusi Emma. Ah yah Emma Brown sudah dua hari sejak kejadian malam itu Emma tak terlihat. Dari laporan orang suruhanku aku tahu bahwa Emma sedang berada di Brazil menjenguk keluarganya dan barangkali dia akan kembali hari ini. Perusahaannya sedikit sedang stabil dan aku tau wankta itu sedang berada di ujung kehancuran karirnya sebagai seorang CEO. Bukan sesuatu yang baik. Tapi kurasa Emma cukup terguncang karenanya.

"Kau sibuk??" Tanya dad yang masuk tanpa mengetok pintu. Aku memandangnya acuh tak acuh dan kembali sibuk dengan berkas dimeja.
"Kita berhasil membeli sisa saham, dan itu berarti jika Emma tidak membiarkan kita membatunya maka bisa jadi sisa saham miliknya juga akan direbut Gregg"
Aku mendengus pelan diujung kaliamat dad.
"Wanita itu sedang berada di Brazil dad. Dan aku tidak cukup yakin dia akan menerima bantuan kita."

"Kau salah son, semalam aku telah melayinkannya. Sesuatu yang tak bisa kau lakukan. Jadi tenanglah."

Aku membuang muka menarik napas kesal merasa dad telah mengejekku. Aku merasa frustasi bahkan wanita itu melupakan hubungan satu malam kami dan ciuman itu. Shit aku menjadi kesal mengingatnya.

"Sudah kuatur pertemuan dengannya malam ini di sini. Kuharap kau bisa menghandelnya."

Ah terpujilah para malaikat yang mengutus pria ini menjadi ayahku dan memberi jalan serta peluang bagiku.

Aku dan dad kami terbilang cukup dengat satu sama lain. Dia ayah yang baik bagiku, karena tak pernah kenal lelah dalam hal apapun, sayangnya mom sudah keburu pergi meninggalkan kami meskipun saat itu aku tau dad belum siap hidup tanpa mom disampingnya.

Dad tak pernah menyeleweng dalam bekerja, selalu jujur dan setia kawan. Bahkan teman temannya terbilang sangatlah banyak dengan penampilan maskulin dan sedikit ubah dikepalanya membuatnya tampak selalu muda dan berwibawa. Tetapi juga tegas dan aku bersyukur memiliki dad yang menjadi ayah, teman juga seorang guru bagiku.

******

Emma POV.

Aku mengetuk pintu kayu berukuran besar dengan tulisan CEO terpampang di depannya.
Beberapa saat setelah pintu kuketuk tampaklah seorang wanita berparas cantik dan sedikit sexi membukakan pintu untukku.

"Masuklah nona. Anda sedang ditunggu." Ujar sang sekretaris.

To be continue..

Maaf baru posting lagi setelah sekian lama. Semoga besok bisa posting lagi jika saja kalian turut memberikan suara.

Happy reading

DESTINY (COMPLETE) Where stories live. Discover now