4

22.9K 733 0
                                    

Emma POV.

Aku sedang berbicara dengan gregg ketika tiba tiba tanganku dicengkram begitu erat oleh seorang pria dan dia menarikku keluar dari tempat dudukku. Aku sangat terkejut dan merasa putus asa karena dia tak kunjung berhenti dan menyeretku keluar dari club malam saat gregg sedang menjawab telpnya, mataku menyapu seisi club mencari keberadaan anna tetapi wanita itu lagi lagi menghilang. Seperti dihipnotis aku bahkan tak bisa berteriak atau aku sendiri yang memang tak ingin berteriak. Aku sedikit terkejut saat pria itu menyapa seorang pria paru baya dengan sebutan dad, dan itu Mr. Howie. Sungguh sesuatu yang memalukan dan diluar dugaan. Sejak kapan aku teribat hubungan dengan anak Mr. Howie.

Seseorang membuka pintu mobil dan aku didorong masuk kedalam sebuah mobil mercedes. Aku mengusap tanganku bekas cengkraman pria tadi dan tak lama dia pun masuk dan duduk di sebelahku, aku menatapnya dengan tatapan ingin membunuh tetapi juga bersyukur. Entahlah semua perasaan ini begitu campur aduk karena aku membahas persoalan penyelewang dana dengan gregg tetapi lelaki itu memandangku seperti ingin mengajakku bermain sex, dan aku sangat tidak menyukainya.

"Apa yang kau lakukan brengsek" tanyaku.
Dan dia balas menatapku dengan tatapan tajamnya.

"Sepertinya kau telah kehilangan akal sehatmu miss Brown, Dan apa kau tak mengenalku hah ??

Aku memiringkan kepalaku sedikit sambil memperhatikan wajahnya. Oh god bibirnya terlihat sempurna yah sempurna untuk dimakan, lalu matanya, rasanya aku bisa tenggelam didalam mata kecoklatannya yang indah. Berbeda denganku yang memiliki mata kehitaman sungguh tidak menarik.
Aku tak begitu mengingat tapi aku merasa mengenal aroma tubuhnya juga ah aku menelan ludah menahan diri untuk tidak mengagumi pria ini.

"Aku tak mengenalmu Mr......" kalimatku memggantung

"Mr. Stone, Edric Stone kau bisa memanggilku Edric." Nada suaranya terdengar frustasi dan dia langsung membuang muka menatap ke luar jendela.

"Jadi kau adalah anaknya Mr.Howie Stone??? Tanyaku lagi dan dia masih tetap membeku
Aku membuang napas frustasiku dan meraih ponsel didalam tas dan segera menghubungi anna. Aku menjadi sangat kesal karna wanita itu tak juga menjawab panggilanku. "Sial kau anna." Desisku.

"Lupakan soal anna atau siapapun yang kau percaya karena mereka semua telah berhianat padamu"

"Apa maksudmu? Dan hei kau mau membawaku kemana hah??"

Aku menjadi panik begitu melihat ke luar jendela. Kami berhenti disebuah pelataran parkir yang besar juga mewah di bawah sebuah gedung pencakar langit. Seseorang membuka pintu untuknya dan untukku

"Turunlah."

Aku tak bergeming dan hanya menurut. Mataku menyapu kesekelilingku dan mencoba mencari tau keberadaanku. Edric dan dua orang pria berjas lainnya melihat kearahku dan aku segera tau bahwa mereka memintaku mengikuti mereka. Kepanikanku sedikit mereda memang saat Mr.Stone mengirimkan teks tentang kegilaan anaknya meminta maaf dan memintaku untuk jangan terlalu khawatir dan bahwa anaknya adalah pria yang baik.

***

"Gregg bukan pria yang seperti kau bayangkan emma, dia berbahaya terlebih khusus untukmu Dia seseorang yang licik. Dan sudah memakan banyak korban. Incarannya adalah orang orang sepertimu."

Aku menegak segelas marthini dengan perasaan kesal dan campur aduk seolah tak percaya dengan pendengaranku. Aku tak mengerti dengan situasi saat ini terlebih mengetahui kenyataan aku sedang berada diambang kehancuran karena penyelewengan dana dan lagi karena seseorang yang berniat merebut posisiku.

"Aku dan ayahku sudah memutuskan untuk membantumu dan karena itulah ayahku mengajak bekerja sama denganmu. Kau pemilik saham terbesar saat ini lalu gregg dan ayahku. Hanya dengan bekerja sama kita bisa mengalahkannya Emma.

Dia meletakkan gelasnya dimeja dan berjalan menuju sebuah kaca besar dengan pemandangam kota New York lalu berdiri dengan kedua tangan yang dijejalkan kesaku celananya.

Aku berusaha mencerna semua yang coba dijelaskannya. Dan lagi aku sangat terkejut mengetahui banyak hal yang menjadi kacau karena ulahku. Aku bangkit dari sofa empuknya dan berjalan dengan kaki terlanjang kearahnya.

"Apa yang harus kulakukan?"
Tanyaku saat sudah berdiri sejajar disebelahnya.

"Aku akan memberitaumu, tapi nanti." Aku mendengus merasa diremehkan dan aku merasa bodoh.

"Baiklah. Aku akan pulang sekarang."
Aku memutar badanku hendak melangkah saat lagi lagi dia mencegatku. Tangannya mencengkram lenganku dan berhasil membuatku gugup.

"Katakan padaku tentang apa yang terjadi semalam."
Ucapnya tepat ditelingaku, tubuhku meremang mendengar ucapannya membuatku memutar otak tentang kejadian semalam.

Aku menatapnya yang telah lebih dulu menatapku dengan tatapan yang membuatku terbakar.
Aku membuang muka dan mencoba menenangkan diri seolah aku baik baik saja dan bahwa tak boleh ada pria yang menaklukkanku.

Dengan satu tarikan aku telah terjerat kedalam pelukannya yang kokok. Aku bisa mencium aroma maskulin yang memabukkan dari tubuhnya dan aku menjadi bimbang seolah sesuatu dibawah sana telah berdenyut menginginkan sesuatu yang besar dan keras memasukinya.

Aku menyeret indra penciumanku dari aroma nikmat tubuhnya yang memabukkan dan berusaha melepaskan diri dari dekapannya.

"Jangan macam macam Mr.Stone dan aku tak mengerti apa maksud pertanyaanmu.? Apa yang aku lakukan bukanlah urusanmu dan aku tak terikat apapun dengan siapapun dan itu termasuk kau sehingga aku tak harus menjawab pertanyaanmu yang kekanakan itu."

Edrik melepaskan pelukannya tiba tibanya namun tetap menatapku. Rahangnya sudah mengeras entah sejak kapan. Memberi kesan tegas dan oh god dia sangatlah tampan. Dia melangkah maju mendekatiku dan kakiku otomatis mundur seperti takut diterkam.

"Sepertinya kau telah melupakannya, dan aku ingin kau mengingatnya kembali Emma." Aku menelan ludah lalu berusaha mencernanya lagi. Apa yang dikatakannya ini mengenai apa yang harus kuingat. Tetapi apa? Aku terus melangkah mundur hingga tumitku menabrak sandaran sofa empuk yang tadi kududuk dan kini pantatku yang sudah bersarang di atas sandaran sofa. Aku tak bisa bergerak hanya pasrah ketika tubuh yang indah itu semakin dekat padaku. Aku mendongak dan mendapati wajah tampannya, aku bisa mencium aroma mint dari mulutnya dan itu membuatku menarik napas menikmati aroma memabukkan dan perasaan apa ini. Sepertinya...

Huummmpp" hanya itu yang keluar dari mulutku saat bibir kenyalnya menempel padaku dan menciumku dengan tiba tiba.

Guys sorry yah telat upload. Lagi sibuk banget.
Kali ini segitu ajah yah.
Jangan lupa kasi bintang yah..
Dan terlebih terimakasih banyak sudah membaca karanganku.
Happy reading

DESTINY (COMPLETE) Where stories live. Discover now