22

10.5K 511 9
                                    

Emma Pov.

Aku menjejalkan tanganku ke dalam saku celana jeansku sambil menatap ke luar jendela. Brazil sangatlah panas tetapi aku suka di sini, terutama kastil tua milik el sangatlah menyenangkan. El memiliki taman yang sangat indah ditumbuhi bunga bunga yang berwarna warni hingga menarik perhatian kupu kupu yang cantik.

Disini aku tak merasa sunyi karena El selalu mengajakku bicara dan aku suka karena el bukan hanya orang tua bagiku tetapi juga adalah sahabatku,  aku harus bersyukur bahwa pada peristiwa penembakan ed, el tak  di culik dan bahwa itu hanyalah berita palsu juga sebuah pengalihan walaupun saat itu keberangkatan el di cansel untuk beberapa alasan tetapi aku patut bersyukur karena el di jaga ketat oleh entah siapa. El lalu berceritra tentang seorang anak muda yang tampan juga berpengaruh dan menurut el ini adalah ulah anak muda tersebut yang mengirimkan pengawal untuk menjaganya.

Meski Sudah seminggu aku berada di sini aku belum berhenti memikirkan Edricku dan menangis di balik bantal karena merindukannya.
Sesekali Mr. Howie menelponku untuk bertanya tentang kabarku dan meskipun aku selalu menolak menjawab jika ia menanyakan alamatku, Mr. Howie tetap tak memaksa hanya berdehem dan melanjutkan basa basinya.

Di Brazil aku berencana akan membuat bisnis Fashion tetapi masih harus kupelajari karena tak mudah membuka usaha di lahan yang penuh dengan persaingan. Lagipula aku bukan ahlinya melainkan el, wanita tua kesayanganku. Matahari sudah menguning dan beberapa saat lagi akan gelap, kulihat lampu taman sudah mulai dinyalakan. Aku hendak menuju ke dapur saat berita di TV mengalihkan perhatianku, aku memasang telinga dan mendengar dengan seksama mengenai terbakarnya sebuah pabrik industri mebel di  New York, kebakaran itu tidak memakan korban jiwa tetapi seseorang telah di duga sebagai tersangka terjadinya kebakaran tersebut dan saat ini masih dalam pengejaran polisi.

Aku akan beranjak dari tempatku saat foto seorang pria yang kukenal terpampang di layar Televisi dan itu adalah Carlo Smith. Aku membekap mulutku dengan kedua tanganku dan berdiri mematung karena merasa ada yang salah. Bagaimana mungkin Carlo berbuat hal seperti ini.

Ponselku berdering dan nama Mr. Howie muncul di layar.

"Hallo Mr. Howie??"

"Emma, kau baik baik saja?"

"Yes Mr. Howie, aku baik baik saja. Tapi aku baru saja mendengar berita tentang..."
Kalimatku menggantung karena enggan untuk berkata kata. Aku juga tak mendapatkan respons apapun darinya.

"Carlo Smith adalah buronan saat ini dan kuharap kau bisa menjaga dirimu."

"Tunggu, apa maksud semua ini Mr. Howie?? Aku harus menjaga diriku karena apa??"

"Aku mendapatkan firasat jika Carlo mungkin akan mengincarmu Emma. Dengar aku sudah meminta Chris terbang ke Brazil dan akupun sudah mendapatkan alamat tempat tinggalmu jadi kumohon jangan pergi kemanapun dan tolong jaga nenekmu juga."

Aku mendapat serangan panik dari kata kata Mr. Howie. Dan suasana kastil saat ini juga sangatlah sepi membuatku merinding. Aku bergegas menuruni tangga menuju kamar El untuk melihatnya dan langkahku terhenti saat melihat sosok Carlo yang sedang berbicara kepada El dan mereka tampak asik sementara El ikut tertawa dibuat Carlo.

Semua kata kata Mr.Howie dan berita di TV membuatku merasa sangat khawatir jangan sampai Carlo berniat jahat padanya berhubung kematian Edric ada hubungannya dengan Carlo dan aku sama sekali belum mengerti ada hubungan apa antara Carlo dan Gregg.

"Sue..." sapaan Carlo membuatku terkejut dan menatapnya dengan tatapan yang sulit  dipercaya.

"El, kurasa sudah waktumu makan malam."

El berdehem diujung kalimatku dan seolah mengerti arti ucapanku, el bangkit dan bernjak menuju kamarnya.

"Apa maumu mother fucker??"

DESTINY (COMPLETE) Where stories live. Discover now