7

20.5K 660 13
                                    

Emma Pov.

Kakiku melangkah perlahan memasuki ruangan CEO sebuah perusahaan terbesar di dunia. Ah sungguh aku merasa malu bahkan ketika Mr. Howie mengajakku bertemu waktu itu, kupikir dia membutuhkan bantuan dariku tetapi sebaliknya malah akulah yang kini membutuhkannya.

Aku tak pernah menyangka perhatian Mr. Howie begitu besar untukku bahkan ia sanggup mencium apa yang tidak tercium olehku. Ah aku ingat pembicaraan kami semalam dan semua kini jelas, anna asisten yang kupercaya semua stafku yang kuyakin baik baik saja ternyata menusukku dari belakang. Sejak pembicaraan itu aku merasa sedikit frustasi dan kenyataan bahwa aku tak mampu menanggulangi hal hal seperti ini membuatku terpuruk. Aku menyetir sendiri dan yah aku hampir bangkrut karena kebodohanku. Beberapa hotel milikku telah dialih namanya menjadi milik gregg si sialan yang berhasil memporak porandakan hidupku. Dan yang tersisa hanyalah separoh aset yang masih bisa kupertahankan karena bantuan Mr. Stone, hingga akhirnya aku disini, bertemu dengan Edrick Stone CEO baru perusahaan ini. Mr. Howie telah menyerahkan kepemimpinannya pada anak semata wayangnya yang tampan ini.

Dari jauh seorang pria tampan dengan rahangnya yang menegas berdiri menungguku dengan setelan jas abu abu yang membuatnya semakin terlihat menawan. Yah aku tau dia begitu menewan dan mempesona. Dia menungguku di samping sofa besarnya yang empuk dan berwarna coklat. Aku mengulurkan tanganku menyambut tangannya yang sudah lebih dulu terulur dan demi Tuhan jantungku terasa bergetar entah mengapa. Rasa hangat menjalar diseluruh tubuhku saat kami terhubung dan wajahku telah memanas. Mungkin karena ciuman malam itu atau entahlah. Aku merasa pernah mencicipi bibirnya jauh sebelum ciuman di flatnya.

Aku menamkan pantatku di sofa empuk miliknya dan duduk menyilangkan kaki dan Aku sedikit mengkhawatirkan penampilanku yang terlihat sederhana karena aku merasa tak cukup punya energi untuk memilih ini dan itu.

Aku menamkan pantatku di sofa empuk miliknya dan duduk menyilangkan kaki dan Aku sedikit mengkhawatirkan penampilanku yang terlihat sederhana karena aku merasa tak cukup punya energi untuk memilih ini dan itu

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Dia menatapku dengan pesonanya yang memabukkan dan aku semakin gugup dibuatnya. Mata hitamnya yang menawan,senyuman manisnya dengan sepasang rahang yang tegas dan bibir yang ughh sial aku menginginkannya, aku ingin berada dibalik lengan kekarnya dan menari nari indah di atasnya, dan Demi Tuhan aku menginginkannya.

pintu ruangan ini kembali terbuka dan sekretarisnya yang cantik berjalan anggun dan tersenyum ramah padanya membuatku merasa kesal meskipun harusnya aku berterimakasih padanya karena menyadarkanku dari imajinasi liarku yang menyesatkan.

"Apa kau membutuhkan sesuatu Mia." Tanya Edrik yang tampak tak begitu senang.

"Maafkan saya Mr. Stone, saya hanya ingin menawarkan minuman jika anda menginginkannya"

"Pulanglah Mia, aku dan Miss Brown takan berlama lama disini"tukasnya sambil menatapku dan itu sungguh membuatku meleleh.

*****

Sepuluh menit yah sudah sepuluh menit aku dan Edrick berbicara banyak hal mengenai pekerjaan dan kesepakatan kesepakatan yang kami putuskan bersama. Dan ini adalah sepuluh menit terlama dalam hidupku dengan penyiksaan akan pesona dirinya yang membuatku ingin mengajaknya ke tempat tidurku segera, bukan suatu hal yang baik mengajak rekan kerja bermain sex kan.

"Wine??" Mata hitamnyanya mengintimidasiku akan sex dan aku mengangguk bukan untuk wine tapi untuk sex dari mata indahnya.
Edrick menungkan wine ke gelasku lalu membawanya dihadapanku sesaat kemudian. Tanganku gemetar hanya tubuh bugilnya yang sedang kubayangkan sungguh apakah aku telah menjadi gila karenaya yang begitu memikat dan membuatku sangat bergairah hanya dengan pesona dirinya. Edrik kembali duduk di sebelahku sambil tersenyum padaku dan menegak minumannya.
Aku menegak minumanku, dan mata kami terhubung untuk beberapa saat yang intim dan memberiku sengatan hingga membuat vaginaku berdenyut.
Demi Tuhan aku butuh pelampiasan dan aku harus ketoilet membersihkan vaginaku yang semakin basah. Baru saja aku hendak beranjak mulutku sudah disumbat dengan bibir indah dan nikmat milik edrick dan kami masih di ruangannya. Ciumannya begitu lembut dan dalam membuatku terengah karena rasa manisnya yang membutakanku. Aku membalas ciumannya dengan gairah yang sangat besar karena aku sangat menginginkannya.

Guys maaf yah segitu dulu kelanjutannya. Please vote my story.
Happy reading

DESTINY (COMPLETE) Where stories live. Discover now