13

16K 501 10
                                    

Emma Pov.

Matahari pagi baru saja terbit di kota New York yang tampak cerah, cahayanya masuk menembus tirai jendela berwarna putih dikamar tempat aku dan Edric mengahabiskan waktu. Pagi ini bukanlah pagi yang biasa ku lalui karena sampai saat ini kekasihku masih terlelap. Wajah tampannya terlihat sedikit lelah dan aku tau semua yang dia alami saat ini adalah karena aku.  itu memberikan dampak ketidak nyamanan padaku. Kenyataannya Edric mendekapku sepanjang malam dan untuk pertama kalinya mataku tak dapat terpejam didalam pelukannya.

Aku mengecup bibirnya singkat dan menghirup aroma tubuh kekasihku dalam dalam, lalu beranjak turun meninggalkannya ke dapur. Sungguh pagi yang aneh.

***

Ponselku berdering dan aku melihat nama Edric muncul dilayarnya.

"Hei" ucapku saat kami terhubung.

"Love, apakah kau bersedia makan siang denganku??"

Aku tersenyum mendengarnya, Edric sangat ramah. Dan aku selalu menyukainya.

" baiklah ed, apa kau mau menjemputku?"

"Tentu saja, aku akan tiba di kantormu pukul duabelas sayang. Dan aku ingin menciummu juga. Tapi bolehkah aku datang sekarang?? Aku rindu."

" aku juga rindu padamu edric, tapi apa kau mau membuat gosip?? Para karyawanku senang sekali bergosip dan apa kau ingin aku marah jika karyawanku melirikmu??"

" hahaha, baiklah love. Aku mencintaimu."

Hening seketika. Aku hanya diam karena tiba tiba kata cinta telah berubah seperti sebuah racun yang akan membunuhku.

"Sampai ketemu ed."

Satu kalimat terakhir dariku sebelum sambungan telp terputus.

****

Crown Restoran tampak sangat ramai dengan pengunjung yang terus berdatangan. Aku tau Edric sudah membuat reserfasi untuk meja kami, karena tanpa itu kau tak akan pernah mendapkan kursi kosong direstoran ini.

Seorang pelayan mengantarkan kami ke meja dan menarik kursi untukku, ah aku menyukainya. Sebenarnya perasaanku sudah lebih baik sejak aku berbicara dengan Edrick meski aku masih berhutang penjelasan  tentang perubahan sikapku kemaren. Dan aku akan menunggu waktu yang tepat untuk mengatakannya.

Edric memesan  steak salmon yang lesat dan   aku memesan steak ayam. Aku melihatnya tersenyum sambil memandangku dengan sangat lekat.

Mata kecoklatannya sangat menenangkan dan aku tersipu malu

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Mata kecoklatannya sangat menenangkan dan aku tersipu malu. Ingatan tentang bagaimana kami bertemu serta awal hubungan yang sedikit rumit membuatku ingin menciumnya bahkan sexinya Edric tak terucap,  dimataku pria ini sempurna

Beberapa saat kemudian  pelayan membawa nampan beisi menu pesanan kami, sekali lagi dia tersenyum melihat hidangannya lalu mulai melahap dengan tenang  begitupun denganku. Aku memikirkan waktu yang tepat untuk menceritrakan tentang kejadian kemaren. Yah aku memang telah menceritrakan hubunganku dengan Carlo padanya, jadi aku tinggal melanjutkan saja dan mengatakan jika carlo ternyata masih hidup. Lalu selanjutnya apa??

DESTINY (COMPLETE) Where stories live. Discover now