Kali ini, senja tak nampak serpih-serpih jingga
Di mega-mega, langit mendung berkuasa sepanjang sore
Sepanjang rindu yang bangkit tiba-tibaSeperti hujan kali ini, tanpa malu-malu menjejakkan kaki-kaki mungilnya
Aku serasa kehilangan sesuatu yang ceria, yang memaksaku untuk meraba-rabaApa yang jauh terpisah dari jantung dan otakku?
Ah, mungkin begini saja biar kutegaskan
Karena memikirkan wajahmu tak bisa kujadikan alasan
Sama seperti sebuah jawaban kenapa aku merokok dan minum kopiAku membutuhkanmu dengan tanda seru!
Seperti alunan musik yang menutup ruang-ruang kosong syair-syairku
Saling mengisi, saling melengkapiApa kau paham maksudku?
Biar kuperjelas!Kau inti tubuhku, Prajna !
YOU ARE READING
Prajna Paramitha
PoetryIni sajak tentang kerinduan Entah pada siapa tertujukan Sajak-sajak yang terkirim ke angkasa Semoga membahana dan menemukanmu disana Lalu pulang bersama di pangkuan keheningan Kamu, ya kamu Yang merindu Di pangkuan getir masa lalu [foto cover bukan...