Mata-mata malam menitik
bersenandung kayu-kayu penyusun bahtera NuhLangit runtuh bergemuruh
hujan aksara berlesatan meluruh
merangkai dalam; nubuat putih penuh
baca-pahami-resapi tanpa angkuhLayar mengembang menunjuk arah
air bertapakur bersama luapan kegembiraan air bah
menggulung-menari serupa koloni jutaan lebah
menjemput anak-anak segara yang lupa berpijak pada tanah
saling kelah dan pongahSeorang tua di anjungan mengelus dada
Tak kuasa membendung bulir-bulir mutiara di sudut kornea,
tumpah ruah; Tuhanku, ijinkanlah hamba menulis penyesalan
anak-anak segara yang lahir dari rahim jaman celaka
sebagai pengingat untuk jaman baru
agar tak ada lagi yang menjadikanMu
arca kusam di sudut museum yang suram
KAMU SEDANG MEMBACA
Prajna Paramitha
PoetryIni sajak tentang kerinduan Entah pada siapa tertujukan Sajak-sajak yang terkirim ke angkasa Semoga membahana dan menemukanmu disana Lalu pulang bersama di pangkuan keheningan Kamu, ya kamu Yang merindu Di pangkuan getir masa lalu [foto cover bukan...