Layar Terkembang

86 7 0
                                    

Mata-mata malam menitik
bersenandung kayu-kayu penyusun bahtera Nuh

Langit runtuh bergemuruh
hujan aksara berlesatan meluruh
merangkai dalam; nubuat putih penuh
baca-pahami-resapi tanpa angkuh

Layar mengembang menunjuk arah
air bertapakur bersama luapan kegembiraan air bah
menggulung-menari serupa koloni jutaan lebah
menjemput anak-anak segara yang lupa berpijak pada tanah
saling kelah dan pongah

Seorang tua di anjungan mengelus dada
Tak kuasa membendung bulir-bulir mutiara di sudut kornea,
tumpah ruah; Tuhanku, ijinkanlah hamba menulis penyesalan
anak-anak segara yang lahir dari rahim jaman celaka
sebagai pengingat untuk jaman baru
agar tak ada lagi yang menjadikanMu
arca kusam di sudut museum yang suram

Prajna ParamithaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang