Pada pagi yang hangat, kusaksikan wajahmu pada pekat segelas kopi, pun di sepiring nasi goreng asal jadi
Juga beberapa kutilang di balik jendela, dengan liar menyenandungkan namamu, tiada henti
Mentari merayap perlahan, menggeliatkan sekuntum mawar yang tiba-tiba menjadi kurang ajar, beberapa kuncup mekar, mengirimkan semerbak aroma yang pernah membuatku tergila-gila; rambutmu, bibirmu, jenjang lehermu, halus kulitmu dan sesuatu yang begitu menakjubkan pada pangkal kakimu yang senantiasa menenggelamkanku dalam gairah wangi
Ah, brengsek, kau kembali memasukiku dengan nakal, jemariku gatal membayangkan sebuah puisi, tapi aku tak tahu bagaimana menuliskannya dengan rapi
Hah, mungkin aku perlu kopi segelas lagi agar rindu ini semaki menjadi
16 Juni 2017
![](https://img.wattpad.com/cover/145573888-288-k28355.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Prajna Paramitha
PoetryIni sajak tentang kerinduan Entah pada siapa tertujukan Sajak-sajak yang terkirim ke angkasa Semoga membahana dan menemukanmu disana Lalu pulang bersama di pangkuan keheningan Kamu, ya kamu Yang merindu Di pangkuan getir masa lalu [foto cover bukan...