Hujan

96 7 0
                                    

Suatu ketika kau bertanya kepadaku
"Apa yang membedakan antara hujan dan aku"

Aku diam, enggan untuk menjawab, karena aku tahu kau akan menjawabnya sendiri.

"Jika hujan, kau harus menerka-nerka kapan dia datang, tapi, jika aku tak perlu kau tebak lagi, karena dalam diamku yang heningpun aku mencintaimu, sampai kapanpun akan tetap seperti itu"

Hening

"Apa kau percaya padaku?" jawabmu.

"Ya" jawabku dengan cepat

🌹🌹🌹🌳🌳🌹🌹🌹

Engkau yang terbangun di tengah malam dari mataku
Hijau matamu yang cemara dengan kedua sayap yang mengepak berputar dalam duduk tekunku
Teruslah berdenyut dalam nadiku
Akan kutiupkan engkau dalam nada dan syair yang takkan bosan kusenandungkan
Sepanjang waktu

🌹🌹🌹🌳🌳🌹🌹🌹

Prajna, jadilah kau rumah, untukku pulang, berlindung dari hal-hal palsu yang tengah berpesta di segala tempat

Tolong peluk dan selimuti aku, aku ingin tidur sejenak

🌹🌹🌹🌳🌳🌹🌹🌹

Tak perlu bertanya kapan, engkau akan terbangun dan merindukan bibir seseorang yang pernah menyentuh inti jantungmu

🌹🌹🌹🌳🌳🌹🌹🌹

Sesekali jadilah mataku, agar kau merasakan keteduhan saat ku menatapmu

Maka tersenyumlah
Sebab senyummu itu indah

🌹🌹🌹🌳🌳🌹🌹🌹

Pada hari yang baik, hujan diturunkan oleh kesepian yang ingin digenapi, dipintal cuaca, dari duka luka dan kerinduan

🌹🌹🌹🌳🌳🌹🌹🌹

🌹🌹🌹🌳🌳🌹🌹🌹

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.


Prajna ParamithaWhere stories live. Discover now