Badai belum berlalu, Prajna
Dinginnya kau tahu, membekukanku
Aku benci adegan-adegan dimana kau kunci seluruh jawaban hingga pertanyaan mengendap dalam diam
Secangkir kopi tak mampu menahanku untuk bicara pada jendela yang terbuka, hujan di luar, gigilnya mengajarkan tentang lukaApa yang lebih memuakkan dari kegagalan membendung ego tanpa masing-masing merasa tersakiti
Ah, mungkin kita harus berhenti berkata-kata dan mematikan musik yang sedih
Sudah cukup!Badai belum berlalu, Prajna
Hujan tak mampu ku gengam, juga kau🌳
maaf harusnya sajak ini didepan-depan ya 😁
nanti klo dibukukan baru diurut lagi hehhe
YOU ARE READING
Prajna Paramitha
PoetryIni sajak tentang kerinduan Entah pada siapa tertujukan Sajak-sajak yang terkirim ke angkasa Semoga membahana dan menemukanmu disana Lalu pulang bersama di pangkuan keheningan Kamu, ya kamu Yang merindu Di pangkuan getir masa lalu [foto cover bukan...