🌒︎ BUKTI BERUJUNG KEMATIAN

13.5K 1.9K 1K
                                    

***

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

***

Riana baru saja selesai mandi dan mengganti pakaiannya menjadi sebuah piyama berlengan pendek dan celana panjang bermotif domba. Ia tengah mengeringkan rambut dan menyisirnya dengan rapi. Ia pun menatap sebuah jam digital yang tertelak di atas meja belajar yang sudah menunjukkan pukul 05:55. Artinya, lima menit lagi Jeffrey akan datang menjemputnya.

Riana kembali menaruh sisir itu di atas meja rias dan pergi menuruni lantai bawah setelah menutup pintu kamarnya. Tak lupa ia mengantongi ponsel berbalut case lilac ke dalam saku celana.

"Bun," panggil Riana. Namun, ruangan di lantai satu tampak sepi. Riana melangkah menuju pintu kamar orang tuanya dan begitu ia buka ternyata tidak ada siapa-siapa. Ia kemudian mendengar suara keran air yang terbuka, lalu melangkah mendekat ke arah kamar mandi yang terletak di dekat dapur. Riana pun menempelkan sebelah telinganya pada pintu kamar mandi. Diketuknya pintu kamar mandi tersebut dengan pelan.

"Bun," panggil Riana.

"Ada apa, Nak? Bunda lagi mandi," sahut Hasnika dari dalam kamar mandi.

"Adek ke depan sebentar, ya."

"Iya, jangan kelamaan. Nanti kamu diculik hantu," balas Hasnika membuat Riana bergidik ngeri membayangkan perkataan Ibundanya.

Riana pun segera pergi menuju pintu luar. Ia melihat seorang laki-laki yang tengah berdiri diam di depan gerbang rumahnya. Mungkin itu adalah Jeffrey. Riana pun langsung membuka pagar rumahnya.

"Kak Jeffrey, maaf lama. Tadi izin dulu sama bunda," jelas Riana.

Jeffrey menggelengkan kepalanya. "Enggak apa-apa, Ri, gue juga baru sampai." Tangan kanan Jeffrey terulur untuk memegang lengan Riana. "Ri, sini ikut gue bentar. Ada hal penting yang harus gue tunjukkin ke lo."

Jeffrey membawa Riana pergi ke sebuah tempat yang banyak ditumbuhi semak kaktus. Jeffrey berjongkok di sana dan mengambil sebuah kertas yang tergeletak di antara semak tersebut. Diberikannya secarik kertas itu pada Riana agar ia bisa membacanya tulisan di sana.

"Tadi gue nemu kertas itu, coba lo baca," ucap Jeffrey.

Riana menerima kertas itu dan membuka lipatannya dengan penasaran. Begitu ia membukanya, terdapat sebuah huruf yang tertulis di sana dengan ukuran yang lumayan besar.

"J"

Melihatnya, tentu saja membuat Riana keheranan. Ia sampai membolak-balikkan kertas itu mencari tulisan lain yang mungkin letaknya tersembunyi. Namun, tak ia temukan tulisan lain kecuali satu huruf tersebut.

"Cuman huruf J aja, ini enggak salah, Kak?" tanya Riana.

"Iya, Ri, cuman itu doang isinya. Lo kepikiran enggak, kalau huruf itu bisa aja tertuju ke inisial si pembunuh?" ujar Jeffrey membuat Riana mengangguk paham.

The Killer - NCT ✔️Where stories live. Discover now