🌒︎ BERTEMU SELURUH PENGHUNI RUMAH

11.4K 1.7K 351
                                    

***

Melihat kejadian Kevin dan Jeffrey yang tewas begitu saja tanpa mereka tahu siapa pelakunya. Terlebih lagi pembunuh itu melakukannya dengan cara yang sangat kejam kepada korban. Riana dan yang lain pun bertekad untuk mencari tahu siapa dalang dibalik kematian Kevin dan Jeffrey serta mencari lebih banyak bukti dan memecahkan kasus kematian yang masih dianggap sangat janggal.

Riana ingin memberitahu pada Tristan dan seluruh penghuni perumahan ini mengenai sebuah petunjuk yang Riana dan Jeffrey temukan saat itu. Jadi Tristan pun mengumpulkan semua penghuni rumah untuk berkumpul di rumah Riana. Ketika Riana melihat ia sedikit terkejut karena penghuni dari ketiga perumahan yang berada di dekat rumahnya ternyata sangat banyak dan terlebih lagi mereka semua di dominasi oleh laki-laki. Tak ada perempuan satupun kecuali Riana dan Ibundanya. Berhubung Ibunda Riana sedang pergi bekerja karena ada rapat mendadak di kantor yang sama dengan ayahnya bekerja dan kedua orang tua Riana terkadang pulang malam.

"Ri, sini duduk," Tristan menepuk-nepuk tempat kosong di sampingnya dan buru-buru diduduki oleh Jahran yang mendapat tatapan tajam dari Tristan, Jahran hanya tersenyum.

"Ri, mending di sebelah gue aja," kata Jahran menepuk tempat kosong di sampingnya. Tristan hanya memutar bola matanya. Padahal ia juga ingin Riana yang duduk di sampingnya.

Riana awalnya menatap bingung ke arah Jahran dan Tristan secara bergantian. "Eh iya," Riana menuruti perkataan Jahran lalu ia pun duduk di samping pemuda yang sebaya dengannya.

Riana tersadar jika sedari tadi lelaki yang ada di sekelilingnya tengah menatap ke arahnya membuat Riana meneguk salivanya dengan kasar, ia pun sedikit lebih gugup dan tidak tahu harus menceritakannya mulai dari mana.

"Ekhm ... Biar lebih enak, mending kita kenalan dulu aja, Ri," saran Mahardika.

"Lo kan udah kenal sama beberapa saudara gue, tapi ada dua lagi yang belum lo kenal. Yang duduk di samping Chandra itu namanya Juno." Mahardika menunjuk ke arah pemuda bersurai cokelat yang hanya melambaikan tangan pada Riana. "Di samping Juno ada Tuyul," sambung Mahardika. Pemuda yang memakai baju garis-garis vertikal itu pun langsung melemparkan bantal sofa kepada Mahardika yang tepat mengenai wajahnya.

"Sialan lo, Bang! Masa ganteng mirip Shawn Mendess gini dibilang tuyul," keluhnya. "Jadi gini, Riana cantik, nama gue Hadrian yang paling ganteng di perumahan ini," ucapnya dengan bangga sembari membenahi rambutnya. Membuat Riana sedikit terkekeh melihat kelakuan pemuda itu.

"Iya, salam kenal Hadrian," balas Riana. Lalu Hadrian melemparkan senyum ke arah Riana.

"Gue Wagindra, tapi lebih sering dipanggil Win, enggak tahu kenapa. Asal jangan panggil Wag, kurang enak didenger," ucapnya.

"Itu ada Teo, Jaka, sama Denandra, lalu Tristan, lo pasti udah kenal dan gue sendiri Yazid," jelasnya sambil memperkenalkan teman - temannya.

"Kita mahasiswa semester 5 dari beda-beda fakultas," kata Tristan lalu Riana mengangguk dengan paham.

"Nama gue Janggala, lo pasti udah kenal sama gue," ucapnya.

"Yo, Ri, gue Luham. Udah tahu, dong? Waktu itu pernah ketemu. Panggil gue senyaman lo aja apalagi kalau dipanggil sayang gue lebih demen." kata Luham lalu mengedipkan sebelah matanya pada Riana.

"Jangan mau sama Luham banyak dakinya kalau belum mandi. Gue Tendera," ucap pemuda bersurai cokelat gelap menimpali.

"Mereka sama satu kampus juga. Janggala sama Luham satu jurusan. Si Ten anak teknik, kalau Jeffrey sama Kevin mereka dari fakultas manajemen sama musik," jelas Yazid. Riana kembali mengangguk paham. Sekarang ia sudah bertemu dan juga mengenal penghuni ketiga rumah itu.

The Killer - NCT ✔️Where stories live. Discover now