🌒︎ BUKTI KETIGA

9.2K 1.4K 236
                                    

***

Keesokan harinya Tristan terbangun dengan sendirinya. Tristan melihat ke arah sekelilingnya yang lain masih tertidur tapi dua orang sudah tidak ada di tempat tidurnya. Lalu Tristan pun langsung membangunkan yang lainnya.

"Woy bangun woy!" seru Tristan.

"Duh paan sih gue lagi mimpi pacaran sama Ariana Grande juga malah di bangunin, hampir aja nih gue meluk dia," balas Wagindra dengan malasnya dan membalikan tubuhnya dengan posisi menyamping serta menarik selimutnya.

"Buruan bangun elah si Jahran sama Januar gak ada, kemana dah tuh bocah pagi-pagi udah ngilang aja," ucapnya lagi.

"Hah ilang?!" Mendengar ucapan Tristan membuat Hadrian langsung beranjak dari posisi tidurnya dan hal itu membuat Jaeri ikut terbangun karena pergerakan Hadrian. Jaeri pun merubah posisinya menjadi duduk sama seperti Hadrian.

Jaeri mengusap-ngusap matanya dengan tangan kanannya. "Eum kenapa kak?" Tanya Jaeri bingung karena ia masih setengah sadar. "Jahran sama Januar ke mana bang?!" Tanya Hadrian membuat Jaeri tersadar seketika ketika Hadrian menanyakan Januar dan Jahran.

"Gak tau gue juga, begitu bangun ngeliat dua tempat tidur udah kosong," jawab Tristan.

"Mereka pulang ke rumah kali kak?" Kata Jaeri. Hadrian pun mengangguk menyetujui perkataan Jaeri lalu Hadiran langsung membangunkan Chandra dari tidurnya. "Ya udah kita susulin aja ayo Ri sama gue," kata Tristan.

Jaeri mengangguk, ia segera pergi ke kamar mandi untuk membasuh wajahnya. Lalu ia merapikan rambutnya dan mengikatnya dengan rapih setelah itu Jaeri pun menghampiri Tristan yang sudah menunggunya di depan gerbang. Sedangkan Hadrian dan Chandra mereka lebih dulu membangunkan penghuni lainnya yang masih tertidur.

"Eh bentar woy gue ikut Ri," seru Tendera dari arah belakang membuat Jaeri dan Tristan menoleh ke belakang dan melihat Tendera yang tengah berlari menghampiri keduanya.

"Ya udah ayo kak," kata Jaeri.

"Eh tunggu kita mau cek ke rumah gue gak? Kata Yazid sama Januar kemarin Rendra meninggal gara-gara pembunuh itu kan?" Tanya Tristan.

"Nah iya kita cek dulu mending, soal Januar sama Jahran biar Hadrian sama Chandra aja yang mastiin ke rumah mereka," jawab Tendera. Alhasil mereka bertiga memutuskan untuk pergi ke rumah di mana kejadian tewasnya Rendra yaitu ruang bawah tanah rumah Tristan dan teman-temannya tinggali.

"Sebenernya gue masih penasaran sama kejadian silam tentang perumahan ini. Pasalnya ketiga rumah ini emang udah berdiri sejak beberapa tahun yang lalu kecuali rumah yang Jaeri tempatin karena rumah itu emang masih baru di bangun beberapa bulan yang lalu," Tristan bercerita, Jaeri dan Tendera pun tampak tertarik ketika mendengarnya.

"Loh bukannya dulu perumahan ini tampak normal ya? Setau gue pernah ada kejadian kebakaran dulu dan yang tersisa cuman tiga rumah yang sekarang kita tinggalin. Karena banyaknya rumah yang rusak parah karena kebakaran jadi seluruh bangunan di ratakan," kata Tendera.

"Nah iya juga sih gue juga kurang jelas soal beritanya," balas Tristan. Ketika sudah sampai di depan gerbang, Tristan segera membuka gerbang tersebut yang terkunci lalu mereka bertiga pun masuk ke dalam menuju ruang bawah tanah.

Begitu pintu ruang bawah tanah terbuka, benar saja di sana terdapat mayat Rendra yang dibiarkan tergeletak begitu saja di dekat tangga dengan kepalanya yang terpisah jauh dari badannya.. Tercium bau amis begitu pintu terbuka yang sangat menusuk indra penciuman mereka bertiga. Perlahan Tristan menuruni anak tangga disusul oleh Jaeri dan terakhir Tendera.

Jaeri langsung merasa sedikit mual saat melihat tubuh Rendra yang masih di penuhi darah yang sudah mengering. "Ri kalau ga mau liat tutup aja mata lo, pegang tangan kita berdua, " saran Tristan.

The Killer - NCT ✔️Donde viven las historias. Descúbrelo ahora