🌒︎ KEPERGIAN AYAH DAN IBU JAERI

10.3K 1.6K 383
                                    

***

Tangan kanan Juno mengepal dengan kencang ketika membaca surat itu. Dilemparnya surat itu ke sembarang arah. Riana yang melihatnya pun terkejut. Juno merasa sangat marah dan sedih, pasalnya Mahardika adalah saudara kandungnya sendiri. Siapa yang tidak sedih sekaligus marah ketika seseorang harus kehilangan saudara kandungnya sendiri? Terlebih lagi Mahardika meninggal dengan keadaan yang tidak wajar, ia dibunuh oleh seseorang yang masih belum diketahui identitasnya siapa.

Semenjak kejadian Kevin saat itu, surat-surat mengenai kabar kematian seseorang terus berdatangan kepada Riana. Terhitung sudah ada tiga orang yang menjadi korban pembunuhan tersebut. Namun, kematian Kevin masih sangatlah janggal. Kevin tewas karna terjatuh dari lantai rumahnya, sedangkan kematian Jeffrey dan Mahardika adalah murni dilakukan oleh seseorang yang sampai saat ini belum diketahui.

"Berengsek! Gue gagal ngelindungin keluarga gue sendiri. Seharusnya gue yang mati, bukan Bang Dika!" Juno mengerang frustrasi, air mata kembali jatuh dari ujung matanya. Tangan kanan Juno yang mengepal dengan kuat meninju dinding dengan keras secara berulang-ulang hingga meninggalkan bekas kebiruan di sana.

Riana pun ikut menangis setelah mengetahui bahwa Mahardika telah tiada, padahal mereka baru saja bertemu tadi malam. Riana berusaha menenangkan Juno. Ia memeluknya dari belakang, membuat Juno membalikkan tubuhnya menghadap ke arah Riana. Pemuda itu menenggelamkan kepalanya di ceruk leher Riana dan menangis dengan terisak.

"Jun, ini bukan salah lo. Jangan sakitin diri lo sendiri, Jun. Please," kata Riana berusaha menenangkan. "Gue juga sangat sedih atas kepergian Mahardika," lanjutnya.

Riana pun menangis, ia baru saja berkenalan dan berteman dengan Mahardika. Namun, mengapa ia harus kehilangan Mahardika secepat ini? Tentunya Riana sangat mengerti perasaan Juno yang hancur saat tahu saudaranya sudah pergi, menjadi korban pembunuhan. Riana tetap membiarkan Juno menangis, tangan kanannya terulur untuk mengusap punggung pemuda itu. Setelah sudah merasa lebih baik, Juno pun melepaskan pelukannya.

"Maaf, lo harus lihat gue kayak gini."

"Enggak apa-apa. Gue ngerti ini berat bagi lo dan saudara lo yang lainnya, tapi gue mohon jangan nyalahin diri lo sendiri atas kejadian ini. Lebih baik lo istirahat dulu, ya? Gue mau buat sarapan," ucap Riana sambil tersenyum. Juno merasa beruntung dengan kehadiran Riana yang selalu memberinya perhatian.

"Eh nak, Juno kan?" tanya Harnita. Juno tersenyum, "Iya bun, maaf pagi-pagi udah bertamu, tadi habis ngajak Raina pergi jogging," dustanya.

"Loh tumben Raina mau diajak olahraga, dia tuh paling males kalau disuruh gerak, apalagi diajak jogging."

"Adek denger ya bun, Bun? Adek ke kamar dulu ya sama Juno? Pintunya dibuka terus kok."

"Iya, gih sana. Adek nanti bantuin bunda buat sarapan." Raina mengangguk.

"Nah, istirahat aja dulu ya Jun? Gue mau kebawah bantuin bunda bikin sarapan."

"Makasih Rin." Jujur saja ia belum berani pulang ke rumah, apa yang harus ia katakana nanti soal kematian kakaknya?

***

Beberapa jam setelahnya mereka berdua memutuskan untuk pergi ke rumah Juno dan memberitahu kabar soal kejadian kemarin malam yang menimpa mereka bertiga. Juno tidak tahu bagaimana cara ia mengatakan kepada kelima saudaranya, ia terlalu takut. Mereka berdua berdiri di depan pintu rumah dengan ketakutan yang tersirat di wajahnya. Riana pun menggenggam tangan Juno untuk menenangkan pemuda itu. "Gue tahu ini berat untuk lo. Maka dari itu, biar gue yang kasih tahu mereka."

Begitu mereka berdua masuk ke dalam, keduanya mendengar suara tangis dan beberapa benda yang terjatuh dengan keras. Begitu kelimanya sadar akan kehadiran Juno dan Riana, Hadrian langsung berlari ke arah Juno dan melayangkan sebuah pukulan tepat mengenai pipi kanan Juno hingga membuatnya jatuh tersungkur. "Lo orang terakhir yang bareng Bang Dika. Kenapa lo biarin Bang Dika mati gitu aja? Anjing lo!" Riana dan Juno terkejut saat tahu jika kematian Mahardika sudah sampai pada mereka.

The Killer - NCT ✔️Where stories live. Discover now