🌒︎ JANGGALA DENGAN BUKTI KEDUA

9.3K 1.5K 769
                                    

***

Janggala masih menatap kosong ke arah teman-teman yang ada di sana tengah memperhatikannya dari ujung kepala hingga pandangan mereka terhenti ketika melihat darah segara yang menetes dari ujung pisau yang berada di genggaman tangan kanannya. Di genggaman tangan kirinya terlihat sebuah kantung plastik bewarna hitam.

"L-lo ngapain bawa pisau segala?" Jaka bertanya sembari memperhatikan Janggala yang sedari tadi hanya terdiam tanpa mengucapkan sepatah katapun.

























"Duh gue gak mau mati mudah dulu anjir, pengen nikah," Chandra berbisik ke Jahran yang berada di sampingnya. Chandra mencengkram lengan Jahran membuat pemuda itu melakukan hal yang sama kepada Chandra.

"Sama gue juga anjir," balasnya.

"Lo jangan macem - macem ya!" Denandra menunjuk kea rah Janggala. Dan yang ditunjuk lalu membuat atensinya tertuju ke arah Denandra dan seketika lengan Denandra langsung turun kembali setelah melihat sorot iris kehitaman milik Janggala.

"Kan udah gue bilang jadi lo kan pelakunya? Akhirnya lo ngaku juga kalau selama ini lo dalang dibalik kematian ketiga temen kita?!" Telapak tangan Luham mengepal dengan kuat.

"Buruan lapor polisi aja udah kalau ternyata pembunuhnya udah nyerahin diri," tambah Tendera.

"Gak nyangka ya gue sama lo," kata Wagindra menggeleng-gelengkan kepalanya dan menatap Janggala dengan kecewa.

"Bisa-bisanya gue satu rumah sama pembunuh," ucap Tendera lagi.

Ketika Janggala melangkahkan kakinya untuk mendekat ke arah yang lain sontak membuat mereka semua bersembunyi di balik tubuh Jaka. Mereka berbaris memanjang seperti sedang bermain permainan kereta-keretaan. Ketika Janggala mendekat, Jaka pun merasa sedikit takut.

"Heh anjir ini kenapa pada sembunyi di belakang gue semua anjir lo semua," omel Jaka tak terima karena Janggala semakin mendekat ke arahnya.

"Bang Jaka emang penyelamat hidup gue bang ayo gue dukung," ucap Hadrian dari belakang.

"Anjir ya lo pada kurang asem banget gue punya temen," balas Jaka.

"Ya karena badan lo paling kaya Hulk bang ayo bang!" ucap Jahran.

"Gila ya lo semua," Jaka semakin memejamkan matanya ketika Janggala berdiri di hadapannya dan menatap ke arahnya.

"Lo semua yang gila," akhirnya Janggala berucap membuat suasana menjadi hening seketika. Jaka hanya mengernyitkan alisnya bingung ketika mendengar ucapan yang keluar dari mulut Janggala.

"Lo pada kenapa sih? Kayaknya gue terus yang dituduh," lanjut Janggala.

"Alah ga usah pura - pura lah. Maling mana ada yang mau ngaku," balas Tendera yang sudah tidak percaya dengan apapun yang dikatakan temannya itu.

"Gue serius anjir, emang ada yang salah sama gue sampai lo pada selalu mojokin gue?!"

"Juno hilang, dan lo juga ngilang. Tiba - tiba aja lo ke sini dan ngebawa pisau yang ada bekas darah gitu. Dan kita langsung berasumsi kalau lo adalah dalang di balik pembunuhan ketiga penghuni di perumahan ini," jelas Teo.

"Nih! Gue habis ngebunuh tikus," kata Janggala sambil menunjukan isi dari kantung plastik hitam yang berada di genggaman tangan kirinya. Di sana terlihat jelas terdapat beberapa tikus yang tubuhnya sudah terpotong-potong menjadi beberapa bagian. Bahkan baunya pun sangat menyengat menusuk indra penciuman mereka.

"Gila lo emang anjir!" Jaka tak habis pikir dengan apa yang dilakukan oleh Janggala. Pasalnya untuk apa ia malah menangkap tikus-tikus di malam hari bahkan ia melakukan hal tidak wajar kepada tikut tersebut.

The Killer - NCT ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang