Dancing in The Dark - Republish Chapter 6. Stubborn Zen

8.5K 879 63
                                    

Mentari pagi muncul perlahan dari persembunyiannya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Mentari pagi muncul perlahan dari persembunyiannya. Malam yang gelap dan tenang, perlahan tergantikan oleh pagi yang cerah. Para pekerja istana memulai harinya tidak terkecuali Elsa. Pagi-pagi sekali ia sudah bangun.

"Hoammm," Elsa menguap lebar. Matanya masih terasa berat namun ia melawan. Direnggangkannya tubuhnya. Krek! Elsa meringis. Tulang tulangnya berbunyi meninggalkan sedikit kejutan ngilu disitu setelah seharian membersihkan istana membuat tubugnya pegal-pegal.

Elsa bergegas untuk mandi, membersihkan dirinya sebelum kembali mengotorinya dengan bebersih. Ya, selama beberapa hari kedepan prioritasnya adalah membersihkan istana yang sangat kotor. Istana Zen sendiri tidak memiliki banyak ruangan seperti istana kedua saudaranya. Hanya ada satu kamar utama, kamar kerja, dapur, ruang makan, ruang pemandian, istal kuda -yang tidak berisi kuda tentu saja-, dan kamar Elsa sendiri. Dari sekian ruang, baru kamar utama, yaitu kamar tidur Zen saja yang baru ia bersihkan.

Tidur Zen terganggu begitu mendengar suara ketukan pintu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Tidur Zen terganggu begitu mendengar suara ketukan pintu. Percayalah, ini tidur ternyamannya setelah bertahun tahun tinggal sendiri di istana bobrok ini. Ia bisa tidur nyenyak tanpa harus terbangun di tengah malam.

Tok tok tok tok tok. Suara semakin keras.

"Ck!" Zen berdecak kesal. "Masuklah!!" Teriaknya.

Tidak ada sahutan dari luar tapi yang jelas Zen yakin, suaranya terdengar hingga ke luar.

Klak. Pintu terbuka. Itu Elsa yang membuka pintu. Dengan susah payah Zen membuka matanya. "Mau apa kau?!" Bentaknya.

Elsa menunduk. "Sudah pagi, Tuan. Saatnya anda mandi dan beraktivitas," ucapnya pelan.

Zen, yang tadi mengangkat kepalanya, kembali menjatuhkan kepalanya dengan kesal. "Kau bercanda?!" Ketusnya.

Elsa mengerutkan dahinya bingung dengan respon Zen.

"Aktivitas apa menurutmu yang bisa kulakukan, ha?"

Elsa terbelalak. Benar juga. Zen adalah Pangeran Tak Dianggap yang sama sekali tidak memiliki tugas seperti kedua saudaranya.

SWEET LOVE STORY : DANCING IN THE DARK Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang