Dancing in The Dark - Republish Chapter 20. Market

4.3K 634 19
                                    

Zen membuka matanya

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Zen membuka matanya. Cuitan burung kecil di pepohonan dekat jendela kamarnya meringankan beban Elsa untuk membangunkan Zen. Kakinya menapak ke lantai, turun lalu melangkah keluar. Saat ia membuka pintu, Elsa tengah sibuk membersihkan rumah.

"Dimana semuanya?" Celetukkan Zen mengalihkan perhatiannya.

Dengan tertatih, Elsa berjalan cepat menuju dapur dan kembali dengan segelas air putih hangat. "Ini, Tuan. Minumlah," ucapnya sambil menyodorkan gelas itu. Zen tersenyum lalu menerimanya.

"Semuanya sedang menghadiri pertemuan di pusat kota, Tuan," jawab Elsa sambil menerima kembali gelas yang sudah kosong itu.

"Elsa, tunggu," tiba tiba Zen kembali meminta gelasnya.

Elsa mengerutkan dahinya bingung. "Ada apa, Tuan?"

Zen menggeleng. "Aku bisa mengembalikannya sendiri ke dapur. Kau, jangan terlalu lelah, Elsa. Setiap hari kau membantu Nyonya Emelda mengurus rumah, ditambah kau mengurusku pula. Kau butuh waktu untuk istirahat. Biar aku yang bereskan," Zen hendak merebut sapu dari tangan Elsa namun ia menangkisnya.

"Saya tidak apa-apa, Tuan. Tuan beristirahat saja. Saya akan pergi ke pasar untuk membeli beberapa sayur untuk Tuan sarapan." Ucapnya.

"Sendirian?" Tanya Zen disahut oleh anggukan dari Elsa. Zen buru buru menggeleng. Tidak mungkin ia membiarkan Elsa ke pasar sendirian.

"Aku temani," ujar Zen.

Elsa terdiam sesaat. "Ah tidak perlu, Tuan! Saya bisa sendiri," tolak Elsa. Zen tetap bersikukuh.

"Kau tunggu disini, aku bersiap dulu," paksa Zen. Ia pun bersiap. Berdua, mereka keluar dari rumah, berjalan kaki santai menuju pasar yang tidak begitu jauh dari rumah.

"Zen?" Noella bergumam saat ia mengintip dari jendela rumah dan melihat Zen bersama Elsa melewati rumahnya.

"Apa ini kelakuan seorang bangsawan? Mengintip dari balik tirai?" Sindiran Nyonya Leticia, Ibunda dari Noella mengagetkannya. Noella segera menutup tirainya dan berpura tidak melakukan kesalahan apapun. "Noella!" Suara Nyonya Leticia meninggi. Noella langsung berhenti dan tidak beranjak dari tempatnya. Ia kemudian menoleh.

"Ada surat lamaran yang datang lagi untukmu. Ibu sudah memilihkan siapa yang layak untukmu!" Katanya Nyonya Leticia.

Noella menghela nafas. "Aku tidak akan menikah dengan siapapun kecuali Zen, Bu," jawab Noella.

Nyonya Leticia heran. "Zen? Siapa itu?"

"Keponakan Tuan Albert."

Nyonya Leticia geleng-geleng kepala. "Kau ini sudah berumur, Noella. Apa kau tidak malu dengan bangsawan seusiamu yang sudah menikah?"

Noella menggeleng. "Aku pernah menyukai seseorang dan Ibu menolaknya. Bahkan Ayah langsung mengajak kita kembali kesini,"

Nyonya Leticia terbelalak. "Pria itu? Tuan Joseph?! Dia sudah beristri, Noella! Jangan permalukan keluarga kita dengan mendekati Tuan Joseph!" "Tapi Tuan Joseph bersedia menikahiku!" Bantah Noella keras.

SWEET LOVE STORY : DANCING IN THE DARK Where stories live. Discover now