Dancing in The Dark - Republish Chapter 11. Sir Wilhem

6.5K 766 13
                                    

Suasana di istana pagi itu mendadak ramai

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Suasana di istana pagi itu mendadak ramai. Para prajurit dan pelayan termasuk Elsa, berkumpul di halaman istana utama, sementara Edward, Anne, dan Ratu duduk di singgasana mereka. Di halaman istana, sebuah kereta kuda berlapis emas, tampak mewah dan mengkilat diiringi oleh banyak pengawal memasuki halaman. Kereta pun berhenti tepat di muka pintu masuk istana utama. Para pelayan menggelar karpet di depan pintu kereta. Pintu pun terbuka. Sesosok pria bertubuh gembul berusia setengah abad turun dari kereta. Tatapannya begitu mengintimidasi siapapun yang melihatnya ditambah dengan kumis tebal dan janggut yang mulai memutih.

Dia adalah Tuan Willhem, kakak dari Sang Ratu. Dia seorang bangsawan kaya raya yang begitu dihormati dan ditakuti. Besok malam adalah hari pertunangan Anne dan Hubert. Itulah sebabnya Tuan Willhem datang. Langkah berat Tuan Willhem menggema disepanjang lorong menuju singgasana Ratu dan kedua putra putrinya. Langkahnya terhenti sesampainya di hadapan sang Ratu.

"Apa kabar, adikku," sapa Tuan Willhem.

Ratu langsung berdiri, menghampiri Tuan Willhem dan memeluknya dengan erat. Setidaknya sudah bertahun-tahun mereka tidak bertemu. Sejak kematian istrinya, Lady Liliane, Tuan Willhem terus bepergian untuk mengusir kesedihannya.

"Senang bertemu denganmu, Kak," balas Sang Ratu.

Edward dan Anne berdiri untuk menyapa paman mereka.

"Selamat datang, Paman." Sapa Edward dan Anne.

"Senang melihatmu, Edward, Anne. Kalian sudah jauh lebih dewasa dari terakhir kita bertemu," balas Tuan Willhem. "Oh," celetukkan Tuan Willhem menarik perhatian Edward. "Dimana keponakanku satu lagi, Zen?" Pertanyaan Tuan Willhem membuat Ratu, Edward termasuk Anne kaget. Tuan Willhem menanyakan dimana Zen?

"Kakak! Kenapa kau menyebut namanya!" Ratu mulai gusar. Ia tidak suka dengan pertanyaan Tuan Willhem.

Tuan Willhem tersenyum. "Ada apa, Ratu? Aku hanya menanyakan keponakanku. Dimana dia? Sudah lama aku tidak melihatnya," jawabnya.

"Kau kan tahu aku tidak suka jika ada yang menyebut nama itu!" Marah Ratu.

Tuan Willhem geleng-geleng kepala. "Kau," Tuan Willhem menunjuk Elsa. "Kau yang ketiga dari kanan. Siapa namamu?"

Elsa maju selangkah dan menunduk. "Elsa, Tuan," jawabnya pelan.

"Kau, panggil Zen sekarang untuk menemuiku di ruanganku,"perintahnya.

Elsa mengangguk.

"Kak!" Ratu mulai geram melihat tingkah kakaknya itu.

"Ratu, mari kita bicara," ajak Tuan Willhem sebagai respon kemarahan Ratu.

Ratu mengeryitkan dahinya. Namun ia tetap mengikuti Tuan Willhem.

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
SWEET LOVE STORY : DANCING IN THE DARK Where stories live. Discover now