Dancing in the Dark - Republish 18. Responsibility

5.4K 697 34
                                    

Anne hanya bisa menangis tersedu sambil mengadu ketika Tuan Wilhem kembali dari perjalanannya, beberapa hari setelah insiden yang menimpa Zen

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Anne hanya bisa menangis tersedu sambil mengadu ketika Tuan Wilhem kembali dari perjalanannya, beberapa hari setelah insiden yang menimpa Zen. Tuan Wilhem begitu terkejut saat Anne memberitahu kabar duka tentang keponakannya itu. "Apa?! Zen? Tidak mungkin!" Tuan Willhem tidak percaya.

Edward memijat pelan keningnya. Mereka, Anne, Edward, Tuan Wilhem dan Ratu berkumpul di ruang pertemuan. Sambutan atas kepulangan Tuan Wilhem berubah menjadi duka.

"Aku sudah mengirim pasukan segera setelah pengembara itu memberi tahu lokasi ditemukannya barang-barang milik Zen dan Elsa. Pasukan Ibu menyusul keesokkan harinya. Anne, tenanglah!" Jelas Edward sambil mencoba membuat Anne tenang. "Sampai sekarang pasukanku belum kembali. Mereka masih mencari,"

"Dimana pengembara itu menemukan barang barang Zen?!"

"Di perbatasan dengan Kerajaan Holem. Di tebing jurang tepatnya." jawab Edward.

"Aku memang tidak menyukai anak itu. Tapi mendengar kabar seperti ini, hatiku tetap tidak tenang." Sambung Ratu.

"Tidak.." gumam Tuan Wilhem. Ia menatap Anne dan Edward bergantian. "Perbatasan itu..penuh hewan buas Anne, Edward. Dia harua segera ditemukan!" Kata Tuan Wilhem. Sebagai seorang pedagang yang sering berkeliling, ia mengetahui dengan jelas daerah yang pernah ia lewati. Perbatasan Holem, penuh dengan serigala yang siap memangsa manusia yang terjebak didasarnya.

Mendengar itu, pecahlah tangis Anne. "Ibu! Kita harus menemukannya!" Tangisnya kencang.

"Kau tahu kan Edward dan Ibu sudah mengirimkan pasukan! Kita tunggu saja mereka kembali!" balas Ratu.

Kabar duka ini cukup membuat keluarga kerajaan bingung. Mereka tidak bisa sembarang mengirim pasukan mengingat medan tempat hilangnya Zen cukup berbehaya. Mereka tidak ingin ada korban dalam pencarian ini. Mereka mengirim pasukan yang begitu terlatih di semua medan.

"Sebelum dia berangkat, aku masih sempat bertemu dengannya. Dia begitu antusias dengan segala hal tentang Eftir. Ini semua karena kau, Ratu!" Tiba tiba saja Tuan Wilhem menyalahkan Ratu. Tentu sana sang Ratu begitu kaget bukan main.

"Kakak?! Kenapa kau menyalahkanku!"

"Kau mengirim mereka tanpa pengawalan!" tuduh Tuan Wilhem keras.

Ratu tercekat. Ia tidak bisa menyangkal. Memang ia tidak mengizinkan pengawal untuk menjaga mereka, tapi ia tidak menginginkan ini terjadi.

"Ibu harus bertanggungjawab!" Marah Anne. Ucapan Tuan Wilhem memancing kemarahannya. "Ibu, aku tidak akan menikahi Pangeran Hubert jika Zen belum ditemukan!" Marahnya.

"Anne!" Hardik Edward.

"Aku tidak peduli! Bahkan jika Ibu harus mengurungku di penjara bawah tanah, seperti yang biasa ibu lakukan untuk menghukumku, aku tidak peduli!" Tandas Anne tidak kalah keras.

Ratu menatap Anne marah. "Hanya karena Zen kau mengorbankan dirimu?! Kau pikir siapa yang kau lindungi itu, hah?!"

Anne tidak peduli. "Kalau begitu, temukan Zen!" Anne berdiri dari kursinya lalu keluar dari ruangan.

SWEET LOVE STORY : DANCING IN THE DARK Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang