Police Officer pt.2 (END)

7.7K 894 56
                                    

Tak ada yang Seulgi lakukan selain berlari sekencang-kencangnya detik itu juga. Tak ada yang dia pikirkan setelah itu saat matanya seratus persen sadar dengan apa yang baru saja dia lihat. Langkahnya entah kenapa membawanya kembali ke atas setalah apa yang dia lihat beberapa detik yang lalu.

Niatnya yang akan mengambil minuman di bawah malah menemukan kejadian mengejutkan yang membuatnya ketakutan setengah mati. Bukan mengejutkan, tapi mengerikan.

Sumpah demi apapun, dia baru saja melihat ahjumma penjaga rumahnya tergeletak bersimbah darah di lantai karena orang-orang tak dikenal itu.

Dan Seulgi tahu jika kini orang-orang itu tengah mengejarnya menuju lantai atas kemana dia berlari. Dengan langkah ketakutan, dengan bodohnya dia malah kembali masuk ke dalam kamarnya setelah itu. Dan dengan nafas terburu, Seulgi langsung mengunci kamarnya dan seketika dia berlutut di depan pintu karena tak bisa menahan kakinya yang gemetar luar biasa. Bahkan dia menangis saat ini juga. Dia tak tahu harus melakukan apa karena pikirannya benar-benar kalut.

Tak ada yang bisa membantunya disini. Tak ada yang bisa menyelamatkannya.

Benar apa yang dia pikirkan akhir-akhir ini jika memang ada orang yang sedang mengawasinya diam-diam. Dan kini dia tahu ternyata orang-orang itulah yang mengawasinya. Lalu sekarang dia harus apa? Apa yang harus dilakukan gadis lemah yang hanya sendirian disini?

"Ibu.. aku takut." Dia masih menangis di sana dan dia tak yakin jika bisa selamat dari mereka.

"Apa yang harus aku laku-

BRAK BRAK BRAK

Deg

Oh tidak, mereka di luar. Oh Tuhan, Apa Seulgi akan mati?

Jantungnya kembali berdetak kencang. Dia benar-benar ingin pergi dari sini.

Tolong, siapapun jika memang Seulgi harus mati hari ini, katakan pada orangtuanya kalau dia mencintai mereka. Dan kalau memang nyawanya berakhir disini, tolong sampaikan maaf pada semua orang yang pernah dia sakiti. Pikirannya kacau tapi dia sadar, dia tak boleh diam saja, dia tak akan mati kalau dia melakukan sesuatu.

Sampai pada akhirnya dia berlari menuju ranjangnya untuk mencari ponselnya yang dia tinggalkan di sana. Seulgi harus cari bantuan. Tapi pertama-tama dia harus bersembunyi dan hal pertama yang dia lihat adalah lemari miliknya. Ya, Seulgi harus sembunyi di sana agar mereka tak menemukannya.

Sampai detik itu juga Seulgi masuk ke dalam lemari setelah dia mematikan lampu kamarnya terlebih dahulu agar mereka mengira jika Seulgi tak berada di sana. Suara pintu pun masih terdengar karena mereka masih berusaha membukanya.

Dan Seulgi mulai membuka ponselnya untuk menghubungi seseorang. Dia masih menangis tentu saja tapi entah apa yang ada di pikirannya, tapi satu-satunya yang ada di pikirannya kini hanyalah Jimin. Dia menelepon panggilan darurat untuk kesekian kalinya meskipun kali ini dia benar-benar sedang dalam bahaya. Bukan untuk memanggil Jimin seperti apa yang dia lakukan sebelumnya.

"Kumohon.. angkat."

Gadis itu menunggu beberapa detik sampai seseorang mengangkatnya.

"Kantor polisi, ada yang bisa kami bantu?"

Dan Seulgi tahu, itu suara Jimin. Dia yang mengangkat

"Park Jimin-ssi, tolong aku." Tapi saat Seulgi berharap Jimin akan meresponnya, Seulgi malah tak mendengar suara Jimin beberapa detik setelah itu.

"Park Jimin-ssi?"

"Oh kau lagi?" Ya Jimin tahu itu suara Seulgi dan Seulgi sudah menduga jika Jimin pasti akan bereaksi seperti itu.

ABOUT USTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang