The Girl behind the door pt.4 (END)

1.2K 162 62
                                    

"Seulgi, aku akan melindungimu, percayalah padaku."


Kata percaya dan keyakinan itu tak pernah Seulgi ucapkan saat pertama kali Jimin mengajaknya untuk keluar. Tidak, Seulgi tak pernah percaya. Hanya saja dia ingin mencoba. Dia ingin mencoba melawan ketakutan yang selama ini selalu dia rasakan.

Dan Jiminlah yang menawarkan itu. Dia yang menawarkan rasa aman untuk Seulgi sehingga Seulgi bisa menyakini itu.

Tapi alih-alih terbebas dari ketakutannya, mimpi buruk itu justru semakin menjadi. Mimpi buruk saat Jimin tak ada di sampingnya ketika dua orang pria mendekatinya dan membekap mulutnya.

Seulgi tak sadarkan diri, dia tak ingat apapun setelah itu. Bahkan.. Jimin masih tak ada untuk menyelamtkannya saat Seulgi yakin dia dibawa ke sebuah mobil.

Entah kemana, tapi kini kesadarannya sedikit demi sedikit mulai kembali. Saat matahari terasa menyinari wajahnya.

Seulgi perlahan membuka matanya dan mendapati dirinya di tempat asing, entah dimana. Seketika dia terperanjat saat mengingat semuanya. Ketakutannya pun kembali, berkali lipat. Tangisannya mulai terdengar.

Seulgi melihat sekeliling, namun nihil. Tak ada siapapun. Tapi beberapa lama setelah itu, Seulgi kembali terperanjat saat seseorang tiba-tiba membuka pintu dan masuk.

Detik itu juga, nafasnya sesak saat melihat lelaki ber-piercing yang datang.

"Sudah bangun?"

Belum berakhir ketakutannya, satu pria berkulit pucat pun masuk.

Tapi saat melihat lelaki itu, detik berikutnya, Seulgi mendadak diam, dan nafasnya kembali terasa sesak.

Lelaki itu... lelaki yang masih dia ingat. Salah satu pria yang memperkosanya malam itu.

"Sudah bangun?" Pria berkulit pucat itu mendekat, membuat Seulgi mundur meski punggungnya sudah menabrak ujung ranjang. Dia menutup matanya dan menahan nafasnya yang benar-benar sesak.

"Ah sial, minum obatmu. Aku tak mau kau mati karena kehabisan nafas." Seulgi hampir saja kehilangan harapan jika dia tak menemukan obatnya.

Tapi... kenapa bisa obatnya ada di sini?

Detik itu juga Seulgi mengambil obatnya lalu meminumnya. Beberapa lama, nafasnya pun mulai stabil, tapi Seulgi masih tak mau melihat ke depan, karena dia masih sangat ketakutan.

"Sudah? Ck, perempuan aneh."

"A-apa maumu? Biarkan aku pergi!"

Dengan melakukan itu, Seulgi justru mendapat senyuman mengejek.

"Tentu saja tidak, temanku sudah berusaha masuk ke rumahmu dan membawamu keluar. Sekarang kau memintaku melepaskanmu?"

Tapi setelah mendengar itu, Seulgi bungkam. Siapa 'teman' yang pria itu maksud?

"Kenapa? Jangan bilang kau tak tahu soal ini?" Seulgi masih tak menjawab. "Baiklah biarkan aku memanggilnya ke sini."

Seulgi tak mau berburuk sangka tentang dugaannya. Tapi saat mendengar pria itu memanggil satu nama, semua harapannya seolah hancur.

"Jimin!"

Dan benar, apa yang dia lihat sangatlah nyata. Di sana, Seulgi terdiam saat melihat satu pria yang baru saja masuk ke kamarnya dan menatapnya tanpa dosa.

Pria itu, yang meyakinkannya untuk pergi keluar, yang berjanji akan melindunginya dari siapapun. Dia... salah satu dari mereka.

"Bagaimana? Terkejut? Kau masih percaya padanya?" Pria pucat itu menertawakan Seulgi karena berhasil dibohongi. "Kau hebat juga bisa meyakinkannya." Ucapan itu ditujukan untuk Jimin, sementara Jimin, dia tak menjawab.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Dec 07, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

ABOUT USTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang