Love and Hate pt.2

5.8K 729 180
                                    

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.






Seulgi hanya bisa terdiam saat mengingat  malam itu. Malam dimana Jimin menyakitinya sampai membuatnya seperti ini. Bajunya yang berceceran di lantai, rambutnya yang berantakan, serta tubuhnya yang polos hanya ditutupi selimut putih.

Dengan pandangan kosong, Seulgi bahkan masih ingat saat Jimin dengan penuh emosinya mencium seulgi kasar sampai dia tak tahu saat Jimin tiba-tiba membuka ikat pinggangnya sendiri dan melakukan hal yang tak pernah ia duga akan Jimin lakukan padanya. Wanita itu baru sadar jika suaminya sendiri tengah mencoba memperkosanya.

Seulgi mengharapkan Jimin akan menyentuhnya tentu saja. Tapi bukan seperti itu yang dia mau. Jimin memaksanya dan itu benar-benar menyakitinya. Jimin bahkan tak merasa bersalah sedikitpun dan pergi begitu saja setelah melakukan itu.

Detik ini pun Jimin sama sekali tak menemuinya untuk mungkin meminta maaf atau sekedar melihat keadaannya yang benar-benar mengenaskan. Tak ada, tak ada rasa khawatir sedikitpun dari pria itu.

Tapi seulgi hanya bisa mengelus dada. Dia tak berdaya jika harus menentang Jimin. Seperti yang pria itu bilang, seulgi lemah dan dia tak punya apa-apa.

Wanita itu bahkan masih sempat menangis disaat seperti ini. Entah kenapa, dia malah menyesali semuanya. Menyesali kenapa dia harus berada disini. Berada di hidup orang lain yang tak seharusnya ia campuri.

Jimin benar, semuanya salah Seulgi.

"Kenapa kau tak membawaku bersamamu, Yoongi?" Ucapnya entah pada siapa. Masih dengan keadaannya yang seperti itu, dia berbicara pada pria yang ia panggil Yoongi, suaminya yang telah meninggal.

"Kenapa kau meninggalkanku sendirian?"

Ya, jika memang hidupnya akan berakhir seperti ini, Seulgi lebih memilih untuk ikut bersama suaminya. Dia lebih baik tak ada di hidup Jimin jika pada akhirnya harus  merasakan sakit. Jimin tak pernah mencintainya dan tak akan pernah bisa mencintainya.

Meskipun dia mulai terbiasa dengan perlakuan Jimin padanya. Kadang dia berpikir jika dia lebih ingin bersama Yoongi saja. Seulgi memang tak tahu diri, seharusnya dia bersyukur masih diberi kesempatan untuk hidup.

Tapi jika hidupnya seperti ini? Dia malah memilih tak mengambil kesempatan itu. 

"Kau lupa janjimu untuk tak pernah menangis?"

Seulgi melirik pria yang kini tengah duduk di sebelahnya dengan tatapan menenangkan dan wajahnya yang putih bercahaya. Seulgi tak perlu menjawab pria itu karena dia tahu semuanya hanya bayangan yang selalu ia pikirkan jika Yoongi ada di sini menemaninya. Pria itu tak nyata, hanya halusinasinya.

Ya memang tak jarang jika kadang dia membayangkan jika suaminya masih berada di sampingnya, menemaninya jika sedang kesepian.

Semenyedihkan itukah dirinya? Faktanya adalah iya, dia semenyedihkan itu.

ABOUT USWhere stories live. Discover now