Gangsta Pt. 3 (END)

3.5K 446 127
                                    

Menjadi seperti ini mungkin adalah hal yang pada akhirnya ia sesali seumur hidupnya. Dia tak pernah menginginkan ini kalau saja keinginan untuk menikahi gadisnya tak sebesar itu.

Jimin tak akan masuk ke dunianya yang kelam jika saja bukan karena seulgi. Ya dia pria jahat tapi gadis itulah yang membuatnya melakukan semua ini.

Bukan dia menyalahkan gadis itu, tapi karena dia terlalu menyayanginya sampai Jimin rela melakukan semua ini. Sampai-sampai dia harus berani memilih antara kelompoknya atau gadisnya.

Sumpah demi apapun, Jimin bahkan ingat betapa teganya dia saat beberapa waktu lalu hampir saja membunuh kekasihnya sendiri. Dia masih ingat saat pisau itu dia pegang dan siap menancap di punggung seulgi.

Mungkin kalau Seulgi tak menoleh saat itu, nyawanya pasti sudah melayang. Dan detik itu juga seulgi pasti sudah terkapar di lantai.

Jimin mungkin sudah biasa menyakiti orang lain, atau bahkan membunuh mereka sekalipun. Tapi menyakiti kekasihnya sendiri?

Apa ini karma yang Tuhan berikan padanya karena selalu menyakiti orang lain?

Ini tak adil, tapi mungkin ini hukuman untuknya karena tak pernah menjadi pria baik selama ini.

Jimin sadar jika semuanya berawal dari dirinya sendiri yang secara tak langsung menarik gadis itu pada kehidupan kelamnya. Kalau saja dia punya pekerjaan normal, mungkin akhirnya tak akan seperti ini. Jimin tak harus membunuh kekasihnya.

Tapi sekarang apa? Apa yang harus dia lakukan untuk mengakhiri semuanya? Jimin tak mugkin membunuh seulgi. Dia juga tak mungkin menyerahkan gadis itu pada Jiyong.

Jiyong pada akhirnya pasti akan membunuh Seulgi. Dan semuanya benar-benar sulit, tak ada jalan keluar.

Sampai kini pun dia belum pulang. Setelah beberapa waktu lalu hampir membunuh kekasihnya, dia pergi dan menghindar seperti pengecut karena merasa bersalah. Jimin lebih memilih untuk pergi ke bar dari pada pulang menjaga kekasihnya.

Biarlah, Seulgi aman di rumahnya kan?

Entahlah, Jimin terlalu takut menatap gadis yang tak tahu apapun itu.

Kini Jimin menutup pintu mobilnya setelah keluar dari bar sampai dia kembali terdiam sebelum menyalakan mesin. Kepalanya mulai pusing setelah minum, tapi dia tetap harus pulang. Ini sudah mulai pagi dan dia pergi dari sore. Seulgi pasti bertanya dia pergi kemana dan gadis itu pasti khawatir karena ponselnya pun dia matikan.

Dia hanya ingin menenangkan pikirannya. Setidaknya untuk beberapa saat.

Kini pria itu mulai menjalankan mobilnya untuk pulang menemui kekasihnya. Berdoa saja supaya dia tak menabrak karena keadaannya yang sedikit mabuk.

Setelah ini Jimin harus menyiapkan jawaban untuk Jiyong kenapa belum juga menemukan dan membunuh Seulgi.

Entahlah, mungkin 'gadis itu sudah menghilang?'

Atau 'gadis itu kekasihku, jadi dia tak mungkin membunuhnya?'

Ok yang terakhir memang gila. Mungkin dia yang dibunuh setelah itu.

Entahlah, lama-lama dia bisa gila memikirkan hal itu.

Setelah beberapa menit melajukan mobilnya, Jimin pada akhirnya sampai di rumahnya.

Jalan masih sepi karena ini hampir pagi dan memang tak ada siapapun disini kecuali dirinya yang baru saja keluar dari mobil.

Langkahnya sedikit ragu untuk masuk karena perasaan bersalah pada kekasihnya itu masih ada.

Tapi kalau dia tak pulang, mau sampai kapan dia bersembunyi? Mau sampai kapan Jimin menghindar?

Tak ada pilihan selain masuk.

ABOUT USWhere stories live. Discover now