Love and Hate pt. 3 (END)

7.1K 799 115
                                    


"Maaf Jimin, kita tak bisa mempertahankan perusaahan ini."

Semenjak itu, hidup Jimin serasa diambang kehancuran. Kini semuanya hilang. Wanita yang ia cintai, dan semua hartanya.

Kini hanya tersisa rumahnya dan mobilnya yang menjadi pegangan. Tak ada, kini tak ada yang menolongnya

Dan semenjak itu juga, Jimin menjadi stress. Mabuk-mabukan dan pulang dengan keadaan lusuh ditengah malam. Hanya itu yang bisa Jimin lakukan selama dia tak punya apa-apa.

Kini tak ada Sojin ataupun Seulgi di hidupnya, Jimin seperti kehilangan semuannya. Dia juga tak jarang pulang dengan keadaan mobilnya yang penyok karena menyetir di tengah keadaannya yang mabuk.

Bukankah dia benar-benar menyedihkan?
Jimin pernah mencoba mencari wanita lain tapi sayangnya, semua berakhir dengan dirinya yang ditinggalkan begitu saja. Tentu saja mendengar kalau dia bangkrut tak ada wanita yang mau dengannya. Mungkin Jimin bisa mendapatkan semua wanita yang dia pilih tapi itu dulu, tidak dengan sekarang.

Jimin bisa bersenang-senang sejenak namun pada akhirnya dia kembali kesepian.

Semuanya juga terasa percuma karena berapa kali pun Jimin meminta Sojin untuk kembali, wanita itu tak pernah menghiraukannya. Jimin sudah tak punya apa-apa dan tentu saja Sojin tak mau bersamanya lagi. Lebih parahnya lagi, Jimin dengan bodohnya baru sadar jika Sojin hanya mencintai hartanya, bukan dirinya.

Bukankah hidupnya masih saja sial? Padahal seulgi sudah pergi tapi kenapa kesialan itu masih ada?

Dan lagi, bukan hanya Sojin yang pergi. Istrinya yang ia benci juga sama.

Tapi meskipun begitu, Jimin kadang masih menganggap jika Seulgi masih berada di rumahnya. Kadang dia berpikir Seulgi akan menyambutnya saat dia pulang.

Ya Jimin selalu melakukan itu berulang kali setelah wanita itu pergi.

"Seulgi!"

"Buka pintunya!"

"Seulgi! Aku pulang!"

Jimin sudah seperti orang gila. Bahkan dia tak sadar kalau Jimin mengetuk pintu rumahnya yang kosong.

Tapi setelah itu, pada akhirnya dia terdiam dan sadar jika rumahnya memang kosong dan berakhir dengan dirinya yang tidur di luar.

Jimin masih menyalahkan seulgi tentu saja. Dia rasa keputusan mengusir wanita itu salah karena Jimin merasa Seulgi juga harus merasakan keterpurukan seperti apa yang dia rasakan.

Seharusnya wanita itu disini bersamanya dan merasakan betapa hancurnya hidup Jimin. Entahlah siapa yang bodoh disini.

"Jalang sialan! Kenapa kau meninggalkanku?!" Jimin memukul stir mobilnya dengan keadaan masih setengah sadar setelah mabuk.

Tak ada yang dia pikirkan selain cara bagaimana membawa wanita itu kembali padanya.

Tapi sebenarnya apakah Jimin ingin membawa Seulgi kembali karena tak mau terpuruk sendirian atau karena dia memang membutuhkan wanita itu?

Jimin sering membohongi dirinya sendiri karena kadang sebenarnya dia merasa mengharapkan Seulgi kembali. Tapi dia terlalu gengsi untuk mengungkapkan itu dengan berdalih jika Seulgi harus kembali padanya karena dia harus merasakan hal yang sama dengan Jimin.

Tapi dia bohong, sebenarnya di dalam lubuk hatinya yang paling dalam, Jimin memang berharap seulgi berada di samping lagi. Entahlah

"Lihat saja aku akan membawamu bersamaku lagi!"

Dia lupa jika dia sendiri yang mengusir seulgi.

Tapi selanjutnya dia malah menyalakan mobilnya dan pergi. Walaupun keadaannya yang setengah mabuk, Jimin tak peduli karena di benaknya hanya tentang seulgi yang harus dia bawa bersamanya lagi.

ABOUT USWhere stories live. Discover now