Gangsta Pt. 1

5K 507 119
                                    

Selama dia menjalani hubungan dengan kekasihnya, Seulgi tak pernah tahu siapa Jimin sebenarnya.




.

.

.


"Lihat kesini."

"Aku sudah bilang aku tak tahu apapun!"

"Aku bilang lihat kesini."

"Kumohon! Aku tak tahu apapun!"

Dia benar-benar jengah dengan pria yang masih terikat sambil memohon di depannya itu. Dia hanya ingin pria itu melihat ke arahnya, bukan memohon padanya.

Kini dia pun memutuskan untuk menurunkan stick baseball yang hampir saja melayang ke arahnya itu hanya untuk mencengkram rahang pria yang kini masih memelas di sana. Sampai akhirnya dia mengarahkan pandangan pria itu untuk menatapnya.

"Diam, jangan bergerak."

"Kumohon, jang-

DDANG

Sampai sedetik kemudian, pria yang masih duduk di kursi itu merasakan sakit luar biasa di kepala bagian kirinya dan juga seluruh tubuhnya setelah pria di depannya itu memukulnya dengan stick baseball sampai membuatnya terjatuh. Oh mungkin ada beberapa giginya yang copot.

Sebenarnya di sana bukan hanya mereka berdua saja, tapi ada beberapa orang lainnya yang dengan malah santainya hanya menonton.

Sampai satu pria yang dari tadi menyeringai menghampiri si pemegang stick baseball.

"Terimakasih Jimin." Ujarnya pada pria tadi sebelum kini dia telah sampai di hadapan pria yang kini masih tergeletak dan terikat di sebuah kursi di sana.

"Jadi kau yang memata-matai kami?" Katakanlah dia sebagai pemimpin dari perkumpulan mereka. Tapi tentu saja bukan perkumpulan biasa dan anggota mereka juga sangat banyak.

"T-tidak, aku tak tahu apapun kumohon."

"Siapa yang menyuruhmu?"

"Aku tak bisa mengatakan-

"Oh kau mau satu pukulan lagi? Jimin-

"Tidak! Tidak! Kumohon!" Mendengar itu pun dia tentu saja panik. Pukulan tadi benar-benar sakit dan dia tak mau untuk kedua kalinya.

"Lubangi saja kepalanya Jiyong Hyung!" Teriak seseorang pada si pemimpin membuatnya tersenyum menyeringai.

Tidak, dia tak akan menembaknya secepat itu.

"Tenang, aku masih baik." Pria yang dipanggil Jiyong itu kembali pada si 'korban' sementara sisanya hanya menonton. Termasuk si pria yang kini masih memegang stick baseballnya itu.

Ya pria ber-piercing dengan jaket kulit dan celana robek-robek kusamnya.

Dia hanya menonton dan mengira-ngira apa yang bosnya akan lakukan pada pria di sana. Dia hanya bisa menunggu perintah dan melakukan apapun yang bosanya suruh.

Memukul, menyiksa, ataupun membunuh, dia siap.

Walaupun sebenarnya mungkin kalian tak pernah tahu. Atau mungkin dia sendiri pun tak tahu kenapa dia terjebak di dunia se-liar ini.

Tak ada yang menyangka jika dia salah satu anggota geng kriminal yang paling dicari. Lihatlah wajahnya yang imut. Mungkin jika orang mengira-ngira apa pekerjaannya, mereka pasti tak akan menyangka jika dia merupakan salah satu anggota gangster yang terkenal berbahaya di kotanya.

Kejar-kejaran dengan polisi dan menjadi buronan, hal itu benar-benar sudah biasa.

Semua kejahatan pun pernah dia lakukan meskipun pada akhirnya tak pernah tertangkap.

ABOUT USTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang