Gangsta Pt. 2

2.9K 455 89
                                    

BRAK BRAK BRAK

"Seulgi!"

BRAK BRAK BRAK

"Seulgi! Buka pintunya!"

BRAK BRAK BRAK

Dengan nafas tersengal, serta keringat yang bercucuran, Jimin begitu paniknya berusaha membuka pintu rumah kekasihnya. Dia bahkan menjalankan mobilnya begitu cepat untuk mencapai kesini hanya untuk memastikan jika kekasihnya baik-baik saja.

Jimin mungkin tak pernah berpikir jika semua ini tak akan terjadi padanya. Dia pikir selama menjadi gengster dia tak akan pernah melibatkan siapapun yang dia sayangi ke dalam dunianya yang begitu suram. Tapi nyatanya dia salah. Jimin memang tak melibatkan siapapun tapi dia tak pernah menyangka jika orang yang dia sayangilah yang justru melibatkan diri mereka sendiri. 

Bukan temannya atau sahabatnya tapi kekasihnya.

Apa kalian bisa membayangkan begitu paniknya Jimin saat ini?

Tadinya Jimin memang benar-benar akan menghabisi siapapun yang berurusan dengan kelompoknya. Ya, siapapun.

Tapi saat Jiyong menunjukkan foto seseorang yang menjadi saksi malam itu, Jimin begitu shock saat melihatnya. Jimin benar-benar ingin menarik ucapannya saat dia mengatakan akan menghabisi seseorang itu. Dia benar-benar menyesal setelah tahu jika orang itu adalah kekasihnya sendiri.

Dan hal yang paling membuatnya terkejut adalah saat Jiyong menyuruhnya untuk membunuh gadis itu..

Di sana, hidup Jimin seperti sudah berakhir. 

Dia harus membunuh Seulgi? Lebih baik dia membunuh dirinya sendiri.

"SEULGI!"

Jimin benar-benar frustasi sampai dia tak sadar jika dia mungkin saja mengganggu tetangga sekitar. Tapi dia memilih untuk tak peduli karena sekarang yang terpenting adalah gadis itu. Jimin harus memastikan jika Seulgi aman dari siapapun.

 Sampai beberapa menit terus berusaha membuka pintunya, akhirnya pintu pun terbuka dan menampilkan sosok yang dari tadi ia cari.

Di sana, Jimin melihat kekasihnya yang terlihat baru saja bangun dengan mata sembab dan rambutnya yang terlihat berantakan.

Oh Ya Tuhan, dia baik-baik saja kan?

"Jim-

Belum sempat gadis itu menyelesaikan ucapannya, dia tiba-tiba merasakan jika tubuhnya benar-benar hangat saat Jimin memeluknya.

Tiba-tiba dan mengejutkan.

"Jim-"

"Kau baik-baik saja kan? Kenapa tidak meneleponku? Aku mengkhawatirkanmu."

Seulgi memang tak menelepon Jimin setelah dia sampai. Ya dia lupa semuanya bahkan saat dia janji untuk menelepon Jimin setelah sampai rumah.

Dia ingat saat dia benar-benar langsung mengunci semua pintu rumah dan bersembunyi di kamarnya setelah kejadian itu. Bahkan dia tak sempat mengganti bajunya dan memilih untuk menangis karena takut.

Seulgi masih ingat kejadian itu. Saat orang-orang itu mengejarnya.

Dan gadis itu memilih untuk tak menjawab karena sekarang dia malah menangis.

"Seul?" Jimin hanya bisa memeluk gadis itu.

Seulgi seharusnya berpikir dan curiga saat Jimin tiba-tiba datang kesini dengan paniknya. Bahkan Jimin tak tahu apa yang terjadi padanya semalam saat beberapa orang itu mengejarnya tapi pria itu benar-benar terlihat khawatir dan seperti sudah tahu apa yang terjadi padanya.

ABOUT USOnde histórias criam vida. Descubra agora