Hideous Obsession Pt. 2

4.1K 564 198
                                    

Suaranya begitu menakutkan. Aura pria itu juga benar-benar mencekam saat dia masih berada di dekatnya.

Tidak, dulu tak seperti ini.

Pria itu hanyalah pria culun berkacamata dengan penampilan yang benar-benar tak menarik sedikitpun.

Mungkin seiring berjalannya waktu seseorang bisa berubah. Tapi yang menjadi pertanyaan besar bagi seulgi adalah, kenapa pria itu masih mengingatnya? Dan kenapa juga dunia begitu sempit sehingga mereka bertemu kembali dalam keadaan yang juga berbeda?

Seulgi memang ingat pria ini tapi tak pernah sekalipun dia menyangka jika akan kembali dipertemukan dengan pria yang empat tahun lalu selalu mengirimkannya surat.

Bukan, bukan bagian 'mengirim surat' yang seulgi ingat. Tapi bagian dimana dia pernah merendahkan pria itu dan menolaknya mentah-mentah saat dia mengajaknya ke prom.

Apa dia masih ingat kejadian itu?

Seulgi pikir itu sudah kejadian empat tahun lalu dan mungkin dia tak akan ingat.

"M-maaf aku lupa-

"Benarkah?" Pria itu memotong pembicaraannya.

Ya seulgi lebih memilih untuk pura-pura lupa meskipun pada kenyataannya dia masih sangat ingat.

"Kacamata tebal, pria culun dan tidak terkenal?"

Tapi di sana seulgi masih diam tak menjawab. Dia hanya tak tahu harus melakukan apa.

"Oh biar aku ingatkan." Seulgi melihat pria itu kini mengeluarkan selembar kertas berwarna hijau yang super kusut dengan tulisan yang sudah mengabur.

Dia ingat, itu surat balasan darinya untuk pria itu.

Tapi tunggu, dia masih menyimpannya?

"Kau ingat sekarang?" Tanyanya lagi.

Tanpa pria itu mengingatkannya pun, seulgi sudah sangat ingat.

"Kau.. pjm."

"Gadis pintar." Lagi-lagi, senyumnya benar-benar menyeramkan.

"Namaku Park Jimin kalau kau belum tahu."

Dia tahu, namanya terpampang jelas di mejanya.

Seharusnya dia wawancara kerja hari ini tapi pria itu malah membuatnya tak bisa berbuat apa-apa. Pria itu seperti sudah tahu jika dia akan datang.

Ya pasti. Kalau tidak, bagaimana bisa dia tak terkejut saat melihatnya pertama kali?

"Oh ya." Ujarnya lagi tiba-tiba membuat seulgi kini menatapnya.

Kini seulgi melihat pria itu menunjuk sisi kanan ruangannya yang terpampang kaca besar hampir memenuhi seluruh sisi.

Disana dia juga bisa melihat bayangan mereka yang masih berdiri berhadapan.

"Lihat? Aku sudah punya kaca."

Seulgi juga ingat. Dia pernah mengatakan hal itu padanya.

Entah apa yang dia pikirkan, tapi pria di hadapannya ini seperti sedang menyimpan dendam.

Dia ingat semua yang pernah seulgi katakan padanya. Seulgi pernah menyuruh Jimin untuk berkaca dan meremehkannya jika dia tak punya kaca di rumahnya sampai berani mengajaknya ke prom.

"Aku memandanginya setiap hari dan aku selalu bertanya apakah aku sudah pantas untukmu atau belum."

Seulgi tak menyangka dia sampai ingat akan hal itu. Apa jangan-jangan pria itu memang sakit hati dengan ucapannya waktu itu?

ABOUT USWhere stories live. Discover now