1. Samuel Arredondo

13.3K 1.4K 88
                                    

Samuel Arredondo.

Dia adikku, tapi aku nggak mau punya adik sepertinya. Usil nggak tertolong, sumpah!

Samuel, nama panggilannya. Dia memang bermuka bule kalau kata teman-temannya dan para budak cintanya. Kalau kataku, dia bermuka tengil, bukan bule.

Satu lagi tentang Samuel. Anaknya berhati lembut- sangat lembut hingga dia seolah diciptakan memang untuk menyalurkan kasih sayang.


Oknum yang sering buatku marah, tapi aku tentu menyayanginya lebih dari diriku.

Jangan tanya lagi tentang dia, aku baru saja dibuat murka olehnya, tahu tidak?

Dia baru saja memanggilku ke kamarnya, tau-tau cuma disuruh gantiin lampu buat dia tidur. Bayi kurang ajar.

Iya, dia lagi mode bangsat baby, dan itu ngeselin bagiku

Bagi kalian juga kalau jadi kakaknya.

Tapi, barusan dia menjelma jadi cutie baby,

yang sedang mengalami mimpi buruk.

"Mbak," panggilnya setelah membuka pintu kamarku tanpa mengetuk terlebih dahulu.

Aku menoleh, menatap wajahnya dengan sisa-sisa dendam yang terpendam.

"Mimpi buruk, mbak, takut," rengeknya tanpa kutanya.

"Yaudah, sini. Kenapa lagi sih?"

"Ketimbun di reruntuhan gempa."

Aku menghela napas setelah mendengar jawabannya. Memang anak itu sering bermimpi seperti itu.

Entahlah, aku juga tidak tahu.

"Mbak, cerita tentang kisah nabi-nabi," katanya sambil menghampiriku

Aku mengiyakan, lalu kusuruh Samuel berbaring di sebelahku. Kumulai ceritanya mulai dari Nabi Musa as. Besoknya kalau dia minta lagi, kukasih cerita Nabi Harun as. Gitu seterusnya.

Dia paling suka waktu kisah Nabi Ibrahim as katanya, dia bilang karena luar biasa betul kisah beliau. Taat kepada Sang Pencipta tanpa mengurangi hormat kepada ayahnya yang pembuat berhala.

Oh, ya. Usia Samuel hanya terpaut satu tahun dibawahku. Tapi dia lebih suka jika aku menceritakan tentang nabi dan masalah seputar kehidupan, kecuali tentang cinta.

Jika kamu penasaran, dimana Ayah dan Bunda, mereka di Semarang. Pulang seminggu sekali saat akhir pekan. Kenapa aku dan Samuel tidak ikut?

Hey, yang benar aja! Dulu dari Magelang, pindah ke Semarang, lalu Sumatra, Yogyakarta, dan sekarang Semarang lagi? Hadeuh, aku sampai bosan berganti-ganti teman.

Jadi, aku hanya bertahan dengan Samuel sebagai teman seumur hidup. Yah, tidak salah juga jika aku dicap sebagai cewek paling introvert- ralat, paling ansos sepanjang sejarah pertemanan mereka.

Oh, ya. Samuel anak kelas 1A di SMA baru kita. Lagaknya yang sok cool berhasil bikin para kakak kelas jengah, tapi juga gemes pengen bawa pulang dan dijadiin menantu mamanya.

YAUDAH, BAWA AJA SANA!

Satu lagi, aku sudah cukup lama di Jogja, tapi masih awam dengan daerah sini.

Setauku cuma lingkungan tempat tinggalku, Mergangsan Timur.

Bahkan untuk ke Malioboro pun, kalau tidak pake google maps juga aku tentu tersesat.

Tahu tidak, aku ini sangat ingin bermain di seputaran Tugu Jogja dengan teman-teman, bukan hanya Samuel saja.

"Mbak Jihan?" panggil Samuel di sela-sela kisah Nabi Musa as.

Aku menggumam, lalu dia menempelkan tanganku pada dahinya. "Aku panas lagi, Mbak."

Yah, suhu tubuhnya selalu naik jika ia mimpi 'reruntuhan gempa' lagi. Aku selalu mengantisipasi dengan menyediakan dream catcher, tapi sepertinya itu tidak bekerja.

"Pusing nggak?" tanyaku. Samuel menggeleng pelan.

Kring~ Kring~

"Gue turun dulu Muel, siapa tau nenek dateng," kataku.

Bocah itu mengangguk, lalu membenarkan posisi tidurnya senyaman mungkin.

Kring~

Sabar bangsat, batinku kesal.

Kring~ Kring~

Ceklek!

"Sabar bisa ga?" rutukku pada sesosok makhluk di ambang pintu.

Cogan, nggak bohong.

[✔] YOGYAKARTA 1.0 - Huang RenjunWhere stories live. Discover now