26. Hug?

1.2K 231 5
                                    

/asyachan end di chapt 40 gapapa?/

Anyway, happy reading ❤

Aku masih teringat sifat ketus Nako yang tiba-tiba, disusul Jisung yang bilang, "Jangan ganggu Kak Nako dulu ya Kak."

What the hell....

Em, aku sedikit merasa bersalah pada Jeno, huft.

Em, aku sedikit merasa bersalah pada Jeno, huft

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Gemes gaksi, hng.

Ah, setelah pamit tidur ke Renjun, bukannya ngantuk. Malah semakin melek ini mata. Duh, yaudah aku menuju rooftop untuk menikmati bintang sendirian.

Mumpung disini. Renjun kayanya udah tidur duluan, centangnya juga belum biru. Oh, dan aku meninggalkan hpku di kamar.

Hanya bermodalkan jaket, kupluk, dan kaos kaki tebal serta sandal bulu, aku sampai di rooftop villa,

sendirian.

Nggak. Aku nggak sendirian.

Ada Jeno yang lagi menghisap rokoknya, kepalanya menunduk setelahnya.

"Jen," panggilku.

Dia menoleh dengan cepat. Ah, kaget ya? Tapi tak apa, setidaknya aku tau makhluk di depanku ini manusia.

Jeno lantas menginjak rokoknya, menghargai seorang perempuan mungkin? Aku suka sikapnya.

"Lo ngapain deh Jen?" kusamperin orangnya.

Iya, aku tau dia lagi merokok tadi kan, tapi maksudku, ngapain jam segini belum selimutan di kasur.

"Ya lo juga ngapain dimari?"

Tuh, kan, malah nanya balik. Kebiasaan.

"Cari angin," jawabku.

"Yaudah, sama."

Ikut-ikutan mulu!

Kita diem selama beberapa saat. Sepuluh menit ada kali. Selama itu juga aku menatap pemandangan di depanku, dan juga di sampingku.

Jeno tampak lebih gans di bawah cahaya bulan. Yeah, purnama.

"Han-"

"Jen-"

"Lo duluan," yaelah bareng lagi.

Aku sama dia ketawa bareng. Dia lucu kalo kelihatan eyesmilenya.

"Cowok duluan," kataku akhirnya.

Dia menggerutu, "Yaelah gender banget sih lo."

Aku ketawa sebentar, lalu diem. Siap-siap mendengarkan.

"Han," panggilnya.

"Hm?"

"Maaf tentang ikut campur masalah tadi," katanya, tanpa menatapku.

Aku tersenyum.

"Iya Jen, sama-sama. Gue juga mau minta maaf tentang yang tadi. Maaf kalo gue kasar."

Gantian dia yang senyum. Ganteng banget, nggak bohong.

Oh iya, ini Jeno kayanya kepanasan deh di dalem villa tadi dibacain ayat kursi sama Renjun, dia keluar cuma pake singlet doang.

Dasar.

"Lo nggak dingin emang Jen?" tanyaku.

Dia menggeleng. "Emang kalo gue kedinginan, lo mau peluk?"

Iya, aku tau dia bercanda. Tapi emang dia receh deh gitu aja ketawa kecil. Makin gemes dong!

Aku senyum aja deh ya biar nggak canggung. Sama Jeno ya anti canggung dong anjir.

Kita diem lagi, beberapa menit. Aku sibuk dengan pikiran 'Jeno udah ga marah kan ya?'

Dan aku nggak tau apa yang Jeno pikirkan. Tapi, dia tiba-tiba bilang,

"Han, boleh peluk lo gak? Sebagai salam perpisahan atas perasaan gue."

H, hah? Eh, woy....

[✔] YOGYAKARTA 1.0 - Huang RenjunWhere stories live. Discover now