12. Suatu Pagi

2.2K 417 19
                                    

Haechan bener-bener nyamperin ke rumah subuh-subuh setelah aku minta titip absen.

Dan kebetulan, aku baru masak buat sarapan. Ya sudah, Haechan kumasakin sekalian.

"Han, katanya di rumah nggak ada bahan makanan?" tanyanya.

Jadi, dia sempat mendengarkan keluh kesahku kemarin setelah Samuel pergi.

"Tadi malem melipir ke supermarket dulu sama Paketu."

Haechan sepertinya paham yang kumaksud Paketu. Iya, Renjun.

"Kok bisa sih lo sakit lagi? Jajan apa kemaren?" tanyanya lagi.

"Bukan es."

Lelaki itu paham, kemudian menghampiri meja makan dan menaruh beberapa sayuran.

"Jangan masak makanan instan terus, apalagi gorengan. Ini ada brokoli sama kangkung, kalo lo mager masaknya biar gua aja."

Hah?

Dia minta diketawain?

"Kalo mau ngelawak jangan gini caranya dong Chan, pfftt."

"Yeu, dibantuin juga."

Tiba-tiba dia menghampiriku, lalu menyentuh keningku dengan telapak tangannya,

bukan punggung tangan.

"Kenapa sih keringat lo banyak banget? Udah gitu pucet parah."

"Apasih? Minggir kek lu, mau masak nih gua."

"Sok amat ningsih, masak pagi-pagi."

"Jangan sembarangan ganti nama gua ya lonte!"

"Elu juga sembarangan ngasih gua julukan 'Full Sun' apaan?"

Malah adu mulut.

Tiba-tiba, Samuel datang dengan rambut basah dan—

"Apa-apaan lo?!?! Pake baju yang bener dulu sana!" ketusku ketika melihat penampilannya yang— arrgghhh,

bangsat.

"Ya habisnya di dapur berisik banget. Heh lo juga apa-apaan malah masak bukannya tidur aja sih!" omelnya balik.

Haechan cuma menonton perseteruan kakak-adik ini dengan menyemil keripik kentang. O, kurang ajar.

"Mas Haechan, Bundanya di rumah?" tanya Samuel.

"Iya masih, kenapa?"

"Kok masih?"

"Habis ini dia mau perjalanan bisnis, seminggu sama suaminya."

Eee, mulut minta ditampol.

"ITU BAPAK LU, SURIPTO!" sewotku.

"Santai dong! Ngegas mulu, banyak bensin?" balas Haechan.

Ya habisnya dia ngapa susah-susah bilang 'Bunda pergi sama suaminya,' bukan 'Bunda pergi sama Ayah.'

Bikin naik darah aja pagi-pagi ni anak.

Ternyata, tadinya Samuel mau nitipin kakaknya yang uwu overload ini ke Bundanya Haechan. Yeu, demen ngerepotin orang emang. Dasar siapa? Kita.

Baru aja kelar masak dan Samuel udah mau ke sekolah. Haechan datang lagi.

Rusuh sama Samuel.

"YA GABISA GITU IH ENJANG!"

"ENJANG APAAN LAGI SIH MAS?!"

"ANJENG TAPI DIBALIK!"

Brisik bajingan.

[✔] YOGYAKARTA 1.0 - Huang RenjunWhere stories live. Discover now