2. Haechan

7.4K 1.1K 81
                                    

Kring~

Sabar! batinku kesal.

Kring~ Kring~

Ceklek!

"Sabar bisa ga?" rutukku pada sesosok makhluk di ambang pintu.

"Sabar bisa ga?" rutukku pada sesosok makhluk di ambang pintu

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Yah, Haechan. Tetangga baru nih.

"Maaf Inces, karena ini sudah malam, Haechan mau mengganggu sebentar saja. Tidak akan lama, karena Haec-"

"Bacot nauzubillah, to the point bisa nggak?" kataku sebal.

"Nggak."

Aku bersiap menutup pintu, tapi dia sudah merangsek masuk. Tanpa kupersilahkan pula.

"Nih, opor buat lo. Oh, btw, di rumah udah ada opor kan lo?"

Dia tanya sambil menyodorkan rantang yang sedari tadi masih di tangannya. Aku tidak menyahut, tapi tetap kuambil rantang putih itu.

"Heh, ditanyain."

"Iya, udah ada. Nih opor dari lo."

"Nggak. Maksud gue, opor-tunity to make you mine," katanya.

Aduh, jatungku nggak akan baik-baik saja kalau aku goyah dari kepribadianku yang sekarang.

"Apaan sih? Sampah pisan," kataku sambil berlalu ke dapur.

Haechan masih mengekoriku, entahlah apa yang ingin ia sampaikan lagi.

"Nenek udah tidur?" tanyanya. Belum sempat kujawab, dia sudah bersuara lagi.

"Besok berangkat sekolah sama gue, oke? Gue udah bilang Renjun buat nggak nge-mos kalian berdua."

"Hm."

"Tau nggak, Renjun siapa? Dia ketua OSIS hey, cakep pisan."

"Iya."

"Tuhkan. Kalo Jeno, lo tau nggak? Dia sohib gue sama Renjun yang agak berandal. Anak motor cuy, ganteng!"

"Oke."

"Satu lagi, Jaemin. Dia sok Dilan di antara cogan pemimpi. Bayangin, dia katanya bisa gombalin Milea, tapi cewek satu sekolahan dipanggil Milea semua sama dia. Bu Boa pun."

"Sip."

"Gue bacot bener ya ga sih? Lo kenapa dah jawabnya cuma satu kata. Tau gak, gue tuh-"

"Ya elo nyadar kalo bacot, ngapa ga diem, malih?"

Setelah kubilang begitu, Haechan mengerucutkan bibirnya pertanda dia kesal. Tapi nggak bohong, dia itu lucu orangnya. Aku suka.

Hey-! Suka dalam artian sebagai temanku nantinya.

Setelah Haechan pulang, aku lekas naik ke kamarku dan melihat Samuel sudah pulas di kasurku. Lucu dan menggemaskan. Tapi-

AKU HARUS TIDUR DIMANA?

Satu kasur ia penuhi sendiri, masa aku tidur di sofa balkon kamarku?

Ya sudah, aku berbalik menuju ke kamar Samuel dan tidur di sana, dengan aroma sea salt yang sedikit tidak kusukai ini.

//

IYAAA SENGAJAAA

Pendek-pendek biar ga boring bacanya

[✔] YOGYAKARTA 1.0 - Huang RenjunWhere stories live. Discover now