30. Welcome Back Home

1.1K 224 7
                                    

Akhirnya pulang. Aku membonceng Samuel, biar Jeno sama Haechan.

Renjun tetap sama Chaewon :)

Sampai rumah, Mama sedang bersenda gurau dengan Bunda Haechan. Setelah memberi salam, aku mandi, lalu rebahan.

Passion pemuda-pemudi pengabdi twittur.

Tok Tok

"Mbak Han," panggil Samuel.

"Masuk, kaga dikunci."

Kepalanya melongok di pintu, aku hanya menoleh.

"Ayo," katanya.

Lah, ngapain....

"Jalan-jalan ke taman kota lagi, udah sore nih. Ntar malem baru minta tanda tangan catatan hitam."

Oh, maksudnya rapor.

"Yok."

-

"Muel! Permen kapasnya cute ih," rajukku dengan mata berbinar.

Ini yang kakak siapa, adek siapa hehehe.

"Minta dibeliin bilang sih!"

Peka ih, jadi sayang.

"Muel! Itu eskrimnya cantik," kataku lagi.

Nunjuk kedai eskrim warna-warni.

"Gue berasa momong bocah ya Mbak? Ga sadar umur banget."

Aku merengut.

"Heh inget ya, gue bentar ulang tahun. Manjain dikit elah, habis putus juga nih!"

Sambil jalan menuju kedai eskrim, sambil ngemut permen kapas juga, buset aku udah kaya bayi bajang.

Yaudah gantian.

Oh ya, ada yang kelupaan. Kalo kalian tanya gimana Nako, dia ternyata udah pulang duluan berdua sama Jisung.

-

"Ayo anjir katanya mau minta tanda tangan catatan hitam," aku membujuk Samuel yang sibuk dengan video gamenya.

Yaudah, kucabut kabelnya tuh. Gemes lagian.

TAPI DIA NGGAK MARAH WAH.

Idaman. Gausah ngaku-ngaku lo pada.

"Dibilang bentar lagi ealah dugong," dia masang muka datar, lalu ngambil kertas laporannya.

Sampe di depan kamar Papa aja masih ribut ni bocah dua. Iya aku sama Samuel.

"Eluu ah yang ngetuk, kan yang tua eluuuu."

"Cowok dong yang ngetuk!"

"Oke gue ngetuk, lo ngomong ya?"

"Gue bentar lagi ulang tahun astaga."

"Apa hubungannya Suprapti!"

Malah adu pelototan dong dua anak manusia ini. Gak lama, kaget karena suara Papa yang meninggi.

Iya, masih di dalam kamar mereka. Bikin adek? Bukan.

"Sampe kapan kita mau sembunyiin ini dari mereka, Ma?"

Itu suara papa. Aku langsung mengisyaratkan Samuel untuk diam. Dia nurut, dan narik aku lebih dekat buat nguping.

Oalah, jiwa julid.

Tapi emang ini nyaris sebulan nggak ketemu, gaada kabar, pulang-pulang gini?

"Jihan anak kandung kita Mas, aku tau. Gimana dengan Samuel? Ingatan dia bahkan hilang akibat trauma gempa. Aku nggak tega, Mas!"

Hening. Aku saling tatap sama Samuel. Ada apa?

"Makasih banyak Mas, karena adopsi Samuel. Aku nggak mau hamil lagi, cukup Jihan."

"Ma-"

"Bukannya keinginan kamu buat punya anak cewek satu dan cowok satu? Aku nggak mau hamil lagi setelah Jihan, tapi Tuhan masih kabulkan keinginanmu Mas."

Jadi?

"Mbak, anggep kita gapernah denger ini," kata Samuel, lalu dia menuju kamarnya.

[✔] YOGYAKARTA 1.0 - Huang RenjunWhere stories live. Discover now