💝Penjaga Hati 12💝

4.8K 457 52
                                    

Hinata terbangun dari tidurnya, sesaat membuka mata, lalu memejamkannya kembali untuk mengumpulkan kesadarannya.

Rasa sakit kepalanya telah reda, Hinata mencoba menganalisa keadaan sekitar dengan indra perasanya.

Hinata menarik udara dalam-dalam, melalui penghidunya ia merasakan aroma parfum khas pria yang segar.

Melalui indra perabanya, Hinata merasakan sentuhan lembut dan pelukan hangat yang menenangkan.

Tapi tunggu dulu,

Pelukan?

Deg.....

Bukankah diapartemennya dirinya hanya seorang diri, lalu siapa yang tengah memeluknya saat ini.

Spontan Hinata membuka kelopak matanya dan mendongkakkan wajah.

"Sano" ucap Hinata lirih dengan mata yang membulat.

Sasukepun terbangun dan refleks menunduk mendengar panggilan halus dari Hinata.

Jarak mereka saat itu begitu dekat hingga kedua cuping hidung mereka saling bersentuhan.

Tinggal sedikit lagi kedua bibir itu menyatu dalam satu ciuman, Hinata yang sudah keburu panik langsung melepaskan diri dari pelukan Sasuke dan berdiri.

"A-apa yang kau lakukan" ucap Hinata sedikit tergagap.

"Anda lupa, semalam Anda mengalami sakit kepala"

Hinata ingat jika semalam Sasuke memijit kepalanya, tapi kenapa harus sampai tertidur dengan posisi seperti itu.

"Kenapa kau tidak membangunkanku"

"Sudah, tapi Anda tidak bangun-bangun"

"Kau ini, kan sudah ku bi....."

Hampir saja Hinata mengeluarkan kembali kalimat andalannya tentang menjaga sikap dan jarak, tapi keburu terpotong oleh suara alarm yang berbunyi dengan keras.

Kemarahan Hinata langsung teralihkan oleh suara alarm dari ponsel pintar miliknya.

Hinata meraih ponsel miliknya, ia melihat alarm untuk membangunkan tidur telah lewat 1 jam lalu, dan melihat pesan masuk dari Ayah.

'Kau harus melaporkan hasil analisa datamu pagi ini jam 09.00'

"Ya Tuhan" ucap Hinata sambil menepuk jidat, Hinata ingat ia belum menyelesaikan laporannya.

"Aduh bagaimana ini?"

Waktu sudah menunjukan pukul 07.30, itu artinya Hinata sudah tidak punya waktu lagi untuk mengerjakan tugasnya.

Dari pada memaksakan diri memeriksa berkasnya yang malah akan membuat pikirannya buyar, lebih baik Hinata bersiap diri dulu agar tidak datang terlambat, berharap setelah sampai di kantornya Hinata bisa sedikit-sedikit mengerjakan laporannya.

💝

Hinata berjalan mondar-mandir di dalam ruangannya tanda gusar, sedikit waktu yang tersisa tidak bisa ia gunakan. Karna percuma saja ujung-ujungnya tetap saja Hinata tidak bisa menyelesaikannya.

"Nona tenanglah" ucap Sasuke dengan santai.

"Bagaimana aku bisa tenang Sano, kau tidak mengerti Ayahku" ucap Hinata sambil berjalan kesana kemari.

"Semuanya akan baik-baik saja percayalah"

"Kau mudah saja berkata seperti itu, karna kau tidak merasakan bagaimana rasanya berada di posisiku"

"Tentu saja aku mengerti, Nona" ucap Sasuke dengan kedua tangannya yang bertumpu pada bahu Hinata bermaksud menenangkan Hinata.

Sekali lagi Hinata terkesiap atas tindakan Sasuke ini.

Penjaga HatiWhere stories live. Discover now