💝Penjaga Hati 29💝

5.1K 549 84
                                    

Hinata menggeliat manja saat tidurnya terusik oleh sentuhan lembut di bibirnya. Kelopak matanya sedikit dibuka untuk mengintip siapa yang sudah mengganggu tidurnya.

Sasuke, siapa lagi kalau bukan dia.

“Sano, jangan menggangguku, aku masih mengantuk,” ucap Hinata lalu memunggungi Sasuke.

“Aku bukan ingin mengganggumu, tapi ingin mengatakan sesuatu hal yang penting sebelum pergi,” jelas Sasuke.

Kata ‘penting’ rupanya menjadi daya tarik tersendiri hingga membuat Hinata mau membalikan tubuhnya ke arah Sasuke.

“Baiklah katakan!” ucap Hinata sambil mengucek matanya.

“Dengar, aku sangat mencintaimu dan menyayangimu,”

Mendengar itu Hinata merasa malu sendiri hingga langsung menutupkan selimut ke wajahnya.

“Sano, bicara yang benar,” ucap Hinata manja.

“Aku mengatakan yang sebenarnya,” ucap Sasuke jujur.

Sesaat Sasuke menarik nafas panjang dan menghembuskannya dengan kasar.

“Hari ini aku akan melakukan sesuatu hal, pasti akan sibuk sekali,” ucap Sasuke menyesal.

“Memangnya kau akan kemana?” ucap Hinata langsung bangun dan bersandar pada kepala tempat tidur.

Sasuke tak menjawab, hanya menunjukan wajah sendu.

“Mengapa kau terlihat sedih sekali,” tanya Hinata.

Sasuke menggelengkan kepalanya dan tersenyum.

“Aku hanya khawatir tidak bisa memperhatikamu,”

“Tenanglah, aku bisa menjaga diriku,”

“Aku sudah membuatkan sarapan untukmu,” ucap Sasuke sambil menyodorkan segelas susu hangat kepada Hinata, dan Hinata menerima gelas itu.

“Aku juga sudah membuatkan sup iga untukmu, saat aku tidak ada kau harus menghabiskan makanmu!”

Mendengar kata ‘tidak ada’ Hinata langsung mengeluarkan tatapan penuh tanya.

“Maksudku hari ini sepertinya aku akan sibuk sekali,” jawab Sasuke.

Jika arti ‘tidak ada’ berkaitan dengan masalah kesibukan dalam pekerjaan Hinatapun tak bisa protes, mau bagaimana lagi. Lagi pula Sasuke sudah menyiapkan segala hal untuknya.

“Kau tidak harus selalu melakukan ini semua,” ucap Hinata merasa tidak enak.

“Menjagamu sudah menjadi tanggung jawabku, aku tidak merasa berat melakukannya, minumlah selagi masih hangat!”

Hinata mulai meminum susu yang ada di tangannya, dahinya menyerngit merasakan susu yang ia minum terasa tidak biasanya.

“Mengapa susu ini rasanya aneh?” keluh Hinata.

“Itu hanya perasaanmu saja,” jawab hemat Sasuke.

Tentu saja rasanya tidak seperti biasanya karena susu yang Hinata minum kali ini bukanlah susu biasa, melainkan susu untuk ibu hamil.

Sebenarnya Hinata enggan menghabiskannya, tapi karena tidak ingin menyiakan kerja keras Sasuke, Hinata menghabiskannya tanpa mengeluh.

“Hinata,” panggil Sasuke dengan menunjukan raut wajah yang serius.

“Jika suatu hari kau bertemu dengan seseorang yang pernah meninggalkanmu di hari pernikahan, apa yang akan kau lakukan?”

“Mengapa kau tiba-tiba menanyakan hal ini? Aku tak ingin membahasnya,”

Penjaga HatiOpowieści tętniące życiem. Odkryj je teraz