💝Penjaga Hati 15💝

5.3K 479 57
                                    

Happy reading😘

"Sepertinya Nona besar ini sangat sibuk sekali, sampai tidak pernah datang berkunjung" keluh Ino.

"Bukan tidak pernah tapi belum sempat, lagi pula kita kan telah sama-sama dewasa, pastinya akan punya banyak kesibukan"

"Kau tau kita telah dewasa, tapi sampai saat ini kau masih saja betah menyendiri" sindir Ino.

Hinata tau kearah mana pembicaraan sahabatnya ini. Jika sudah di singgung hal itu Hinata malas untuk menggapi dan Ino sebenarnya paham diamnya Hinata adalah sebagai bentuk ketidak sukaannya jika hal yang paling sensitif itu di bahas.

Ino menghembuskan nafasnya dengan kasar.

"Apa kau tidak ingin menikah, Hinata?" tanya Ino.

"Bukan tidak ingin, hanya belum terpikir saja" ucap Hinata tak serius.

"Terlalu banyak befikir, hanya akan membuatmu terjebak dalam keraguan"

Hinata tak menimpali, tapi dari raut wajahnya sudah bisa di tebak jika Hinata sangat tidak menyukai pembahasan soal pernikahan, tangan Hinata terulur meraih katalog 'Yamanaka Style' edisi bulan lalu yang tergeletak di meja, dan membuka setiap halamannya tanpa minat.

"Ngomong-ngomong temanmu itu tampan sekali"

"Ino berhenti membicarakannya, dia pria yang sudah menikah" ucap Hinata dengan tampang datarnya.

"Tapi ia, memang benar-benar tampankan?"

"Kalau iya memangnya kau mau apa, kau kan sudah menikah, jangan berfikir untuk menggodanya"

Ino menepuk jidatnya lagi, sahabatnya ini benar-benar polos keterlaluan.

"Maksudku apa kau sama sekali tidak merasa apapun saat berada di dekatnya?"

"Ino, sekali lagi ku katakan, ia pria yang sudah menikah. Kita tidak pantas membicarakannya"

Ino tau pastinya Hinatapun tidak suka membahas ini, tapi Ino terlanjur gemas melihat sikap Hinata yang begitu naif dan terkesan datar padahal memiliki teman pria yang super duper tampannya.

"Tapi seandainya jika ia belum menikah apa kau benar-benar tidak tertarik sedikitpun?"

"Tidak" ucap Hinata tegas dengan raut wajah yang meyakinkan.

"Yang benar saja" ucap Ino histeris.

Ino menggeleng-geleng kepalanya tanda tak habis fikir akan kelakuan sahabatnya ini.

"Aku benar-benar tidak percaya, aku jadi ragu kau ini benar-benar wanita normal atau bukan"

"Kenapa aku harus menyukainya, toh dia belum tentu akan menyukaiku" ucap Hinata santai.

"Tapi aku merasa sepertinya dia menyukaimu" Ino berusaha meyakinkan.

"Jangan bercanda Ino"

"Aku tidak bercanda, entah kau tidak menyadarinya atau memang pura-pura untuk tidak peduli. Tapi aku bisa melihat dari caranya menatapmu, sepertinya dia menaruh hati padamu, aku serius Hinata"

"Jadi, kau menyuruhku datang hanya untuk membahas masalah pribadiku? Lebih baik aku pulang saja"

Sama seperti halnya membahas pernikahan, membahas soal perasaanpun adalah hal yang tidak disukai oleh Hinata.

"Ih kau ini sensitif sekali, baiklah aku tidak akan membahasnya lagi, aku hanya ingin menunjukan, ini" ucap Ino sambil menyodorkan sebuah kotak kecil yang di dalamnya terdapat miniatur botol wine dengan warna tutup yang berbeda-beda.

"Ih kau ini sensitif sekali, baiklah aku tidak akan membahasnya lagi, aku hanya ingin menunjukan, ini" ucap Ino sambil menyodorkan sebuah kotak kecil yang di dalamnya terdapat miniatur botol wine dengan warna tutup yang berbeda-beda

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
Penjaga HatiWhere stories live. Discover now