El Academy-Victorian

10.9K 524 8
                                    

[Revisi]

Jangan lupa tinggalkan jejak!
Vote maupun komentar kalian sangatlah berharga 😊

🍁 🍁 🍁

Seorang gadis keluar dari balkon apartemennya dengan darah keluar dari mata indahnya. Sudah berkali-kali ia merasakan hal ini. Padahal ia sama sekali tidak ingin.

Oilien Feyna Aksana namanya. Seorang putri bangsawan dari selatan yang pergi dari kerajaannya karena sebuah alasan. Ia tidak ingin berada disana, tidak lagi!

Hembusan angin menerpa wajah cantiknya hingga menyenggol setetes darah yang berakhir di pagar balkonnya. Gadis itu melihat samar ke langit kota Northarm yang lumayan ramai. Malam ini adalah malam tiga tahun dirinya pergi meninggalkan kerajaannya. Itu artinya, ia tidak boleh sembunyi lagi.

Dia telah memantapkan hatinya untuk masuk ke dalam suatu akademi yang mempelajari sihir dan mantra penyihir. Yah, walau tidak semua orang di sana merupakan asli penyihir, seperti dirinya.

Mungkin monster? Gadis itu terkekeh sembari membersihkan darah di wajah dan pagarnya menggunakan tisu.

"Maafkan aku, Ayah, Ibu ..." Setitik cairan bening keluar dari netranya, menghapus genangan merah di sudut mata.

"Tetapi aku harus melakukannya," ucapnya sebelum kembali ke dalam apartemen—menyiapkan diri untuk pergi ke El Academy.

📖 📖 📖

Wajah cantik sekaligus dingin itu menampakkan diri di depan sebuah sekolah terbaik di Pulau Victorian. Dia mendengar kericuhan para murid baru di sekelilingnya, namun dia tidak peduli dan hanya memasang wajah datar.

Gadis itu berjalan menuju ruang kepala sekolah untuk bertanya mengenai kelas dan kamar asramanya. Dengan sopan ia mengetuk pintu dan menunggu untuk dipersilakan masuk.

"Masuk."

Suara itu membuat sang gadis membuka pintu kayu di depannya. Akhirnya tampaklah sesosok pria tua dengan senyum ramah.

"Oilien Feyna Aksana," ucap lelaki berambut panjang itu lembut. Tak peduli akan tatapan lelaki di hadapannya, Feyna segera membungkuk hormat sebelum mengatakan sesuatu.

"Mr. Dawson, dimana kamar asrama dan kelasku?"

Dia tidak ingin berbasa-basi karena energinya dikuras habis setelah duduk berjam-jam di dalam bus yang begitu bising. Ya, dia adalah tipe gadis yang tidak suka keramaian.

"Kau terlalu terburu-buru, Nona." Mr. Dawson, sang kepala sekolah, terkekeh pelan melihat siswi 'unik' di hadapannya.

"Tidak ingin mengucapkan sesuatu? Begini-begini dahulu aku adalah pe--"

"Kumohon, Mr. Dawson. Aku sudah lelah," potong Feyna dengan hembusan napas kasar darinya.

Mr. Dawson tersenyum lalu mengatakan sesuatu yang membuat Feyna mengangguk mengerti. "Kamar nomor 102, kelasmu di Kelas Neptunus."

"Dan ini kunci kamarmu," ucap Mr. Dawson sambil menyerahkan kunci kamar nomor 102.

Feyna membungkuk hormat sebelum beranjak pergi, namun suara familiar itu membuatnya mau tidak mau harus berhenti lagi.

"Jadilah anak yang baik di El Academy."

Ya, ya, ya, terserah padamu, Tuan, batin Feyna kesal.

Feyna hanya mengangguk pelan lalu pergi meninggalkan ruang kepala sekolah yang baginya terlalu kuno nan jadul. Bagaimana tidak? Ruangannya dipenuhi dengan patung-patung dan lukisan yang tidak ia mengerti.

El Academy [Proses Revisi]Where stories live. Discover now