Chapter 21 : Something Changed

1.6K 128 4
                                    

Jangan lupa tinggalkan jejak!
Vote dan komentar kalian sangatlah berharga 😊

Kalau kejujuran membuatmu dibenci orang, maka tetaplah berbuat begitu. Dibenci orang dan tidak memiliki teman lebih baik ketimbang hidup di bawah kepalsuan semata.

Kau tidak akan pernah bahagia.

- Unknown -

🎭 🎭 🎭

AKU berangkat bersama Eve pagi ini. Aku sejujurnya ingin sekali mengetahui apa yang terjadi beberapa waktu yang lalu saat aku jatuh pingsan waktu itu. Namun bagaimana lagi? Eve sepertinya bungkam tak mau menceritakannya. Aku harus mencari tahu sendiri!

Dengan mengeratkan mantelku, aku masuk ke dalam kelasku menatap segelintir murid yang telah hadir. Tak mau berbasa-basi, aku segera menghampirinya. Perempuan berambut merah gelap itu terkaget saat aku menarik pergelangan tangannya dan membawa dia keluar ruangan.

Banyak teman kelasku yang melihat kami berdua dengan bingung. Mungkin mereka penasaran dengan yang terjadi dengan kami berdua. Mau tahu apa yang terjadi?

"Morgana! Kumohon, bisakah kamu enggak menjauh seperti ini dan menjelaskan kepadaku apa yang terjadi kemarin?" Aku menahan emosi yang sudah mulai naik ke kepalaku. Aku benar-benar tidak menyangka dengan sikap Morgana dan Felicity yang terlihat berbeda sejak insiden beberapa waktu yang lalu.

Dia masih bungkam. Raut wajahnya berbeda dari yang biasanya. Sekarang ia terlihat lebih angkuh dengan rambut panjangnya yang dikuncir kuda itu. Sebenarnya ada apa dengannya?

"Kalau aku punya salah, bisakah kamu beritahu itu padaku?" Aku mencoba menahan sesuatu meledak dari dalam bibirku. Aku sama sekali bukan seseorang yang lemah hingga membiarkan harga diriku diinjak-injak gadis di hadapanku ini. Namun, sikap mereka sudah keterlaluan! Ini sudah hampir tiga hari berlalu dan mereka semua masih bungkam! Apalagi Morgana dan Felicity yang hampir tidak pernah lagi menyapa kami berdua-aku dan Eve- kecuali saat Eve menyapa mereka.

Tentu saja, itu terjadi karena pada waktu itu Mr. Xander lewat dan tersenyum ramah pada kami semua. Tidak mungkin mereka bersikap tak acuh pada kami saat wali kelas kami datang, bukan? Mungkin mereka malas memperkeruh masalah dengan melakukan konseling dibantu dengan Mr. Xander juga yang tidak tahu apapun mengenai kami.

Aku saja tidak tahu apa yang terjadi!

"Sudah? Aku kembali." Dia berjalan kembali memasuki kelas. Aku menggeleng kuat dan mencoba meraih pergelangan tangannya lagi. Sungguh, aku merasa seperti gadis "berkelainan" yang ingin mempertahankan kekasihnya.

Aku merinding mendengar pikiran buruk otakku.

Saat aku meraih pergelangan tangannya, ia menepisnya kasar lalu mendorong tubuhku hingga jatuh di lantai akademi. Aku syok sekaligus menatapnya dengan pandangan nanar. Mengapa dia melakukan hal itu? Apa salahku?

"Jangan dekati aku lagi, Bit*h!"

Astaga, aku ternganga mendengar kalimat yang keluar dari bibirnya. Beberapa orang menatapku iba sedangkan beberapa yang lain menatapku sinis. Mungkin mereka berpikir aku seorang perempuan yang merebut kekasih orang lain. Apakah aku begitu?

"Feyna!"

Zeon berlari ke arahku dan membantuku berdiri. Tatapannya teralih pada setiap pasang mata yang menatapku tanpa berniat menolong sedikitpun. Aku merasakan sesuatu dalam diriku hendak meledak, sepertinya itu berhubungan dengan Zeon.

El Academy [Proses Revisi]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang